Jaksel Usul Bangun Depo Sampah Berbasis Teknologi

Sabtu, 20 September 2014 Reporter: Andry Editor: Lopi Kasim 3973

Sudin Kebersihan Jaksel Ingin Bangun Depo Super Berbasis Tekhnologi

(Foto: doc)

Pengelolaan sampah di ibu kota saat ini masih menggunakan cara konvensional dan tidak bernilai jual. Untuk itu, Sudin Kebersihan Jakarta Selatan mengusulkan pembangunan depo pengelolaan sampah berbasis teknologi yang mengolah sampah menjadi produk usaha kecil menengah berskala industri dan telah berhasil diterapkan di Kota Surabaya dan Malang.  

Hasil pemilahan sampah di sana (Kota Surabaya dan Malang, red) sudah laku terjual karena mereka punya alat atau teknologi di depo super pengelolaan sampah

"Hasil pemilahan sampah di sana (Kota Surabaya dan Malang, red) sudah laku terjual karena mereka punya alat atau teknologi di depo super pengelolaan sampah," ujar Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Selatan, Zaenal Syafruddin, Sabtu (20/9).

Penerapan teknologi, kata Zainal, bekerja sama dengan Pemerintah Jepang dan tidak lagi dilakukan dengan cara konvensional. "Di sana ada mesin pemilah sampah organik dan non organik serta mesin pencacah sampah organik sampai menjadi halus. Sampah non organik langsung terjual, karena sudah ada pengepul yang jemput," ujarnya.

Dikatakan Zaenal, pola pengelolaan sampah di Kota Surabaya dan Kota Malang sangat berbeda dengan DKI Jakarta yang masih mengumpulkan sampah di depo kemudian membuangnya di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi. "Kalau di kita masih memakai pola yang konvensional. Sampah dikumpulkan di depo kemudian baru dibuang ke Bantar Gebang, tidak ada pemilahan," tuturnya.

Menurut Zainal, pembangunan depo super pengelolaan sampah berbasis teknologi di wilayah Jakarta Selatan tersebut telah diusulkan kepada Dinas Kebersihan DKI dan Walikota. Depo itu diharapkan bisa segera diprogramkan pada tahun depan sehingga konsentrasi pengelolaan sampah tidak lagi di Bantar Gebang.

"Kira-kira tahun depan, saya mau usulkan depo, saya sudah laporkan ke dinas dan walikota. Biar sampah tidak berat lagi, karena konsentrasi kita selama ini ke Bantar Gebang," ungkapnya.

Ditambahkan Zaenal, untuk membangun depo super pengelolaan sampah tersebut dibutuhkan lahan dengan luas antara 300-600 meter. Penerapan depo super berbasis teknologi ini bisa juga dilakukan di depo-depo yang sudah ada di Jakarta Selatan.

"Butuh lahan minimal 300 meter, paling besar 600 meter. Di Pesanggrahan dan Pasar Minggu ada depo kita cuma belum berteknologi seperti itu. Kita bisa coba terapkan di situ dulu buat ditularkan ke yang lain," tandasnya.

BERITA TERKAIT
Terganjal Administrasi, 18 Truk Sampah Baru di Jaksel Mangkrak

18 Truk Sampah di Jaksel Belum Bisa Digunakan

Jumat, 19 September 2014 5565

92 Truk Sampah di Jaktim Butuh Peremajaan

92 Truk Sampah di Jaktim Butuh Peremajaan

Jumat, 19 September 2014 5730

truk sampah rusak

Truk Rusak, Pengangkutan Sampah Tak Optimal

Rabu, 17 September 2014 6423

BERITA POPULER
Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusunawa Marunda

Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusun Marunda

Jumat, 21 Juni 2024 468506

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Kamis, 19 Oktober 2017 307243

90 Sanggar Betawi Belum Punya Badan Hukum

90 Sanggar Betawi Belum Punya Badan Hukum

Jumat, 10 Juli 2015 285055

 Libur Natal, 36.871 Pengunjung Padati TMII

TMII Dipadati Pengunjung

Jumat, 25 Desember 2015 283952

 4500 Warga Ramaikan Karnaval KBT

Karnaval KBT Dipadati Ribuan Warga

Minggu, 30 Agustus 2015 282632

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks