Kamis, 14 September 2017 Reporter: Nurito Editor: Rio Sandiputra 2311
(Foto: Nurito)
Selama periode Januari sampai awal September tahun ini, total 162 kasus kebakaran terjadi di Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu. Kerugian materi yang disebabkan kebakaran tersebut mencapai Rp 34,094 miliar.
"Ini juga karena ada penggabungan dua wilayah untuk ditangani. Tahun lalu Kepulauan Seribu ada sudinnya sendiri," ujar Satriadi Gunawan, Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara, Kamis (13/9).
Berdasarkan objek yang terbakar, paling banyak menimpa pada bangunan rumah tinggal. Yakni mencapai 57 rumah, 17 unit kos-kosan, 14 unit gudang, 13 titik kabel PLN, tiga warung, sembilan kendaraan dan lima gardu/panel listrik.
Kemudian, delapan kapal, empat ruko, dua kios, empat tabung gas, satu bengkel dok kapal, 13 titik alang-alang, 17 titik sampah, dua unit meteran listrik, dan dua unit kantor.
Lalu, satu jemuran pakaian, dua ban bekas, satu unit mesin boiler, cerobong cover satu unit dan tumpukan kayu masing-masing satu titik.
Berdasarkan persentase penyebabnya, yang terbanyak disebabkan oleh listrik 59 persen, pembakaran sampah 19 persen, kompor enam persen dan sisanya penyebab lain.
"Tercatat,
tiga korban meninggal dunia dan 18 lainnya luka-luka. Kemudian warga yang terdampak sebanyak 578 KK dan 1.797 jiwa. Adapun taksiran kerugian materi sekitar Rp 34,096 miliar," tandasnya.