Jumat, 14 Juli 2017 Reporter: Oki Akbar Editor: Andry 1764
(Foto: Punto Likmiardi)
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta menyampaikan, rencana kunjungan kerja (kunker) ke Hong Kong tidak hanya untuk melihat langsung pengelolaan Mass Rapid Transit (MRT), tapi juga mempelajari pola subsidi tiket transportasi massal berbasis rel di negara tersebut.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Mohamad Taufik mengatakan, berdasarkan informasi yang didapatnya, harga tiket MRT di Hong Kong untuk sekali perjalanan hanya 1 Dollar Hong Kong.
"Itu yang kita mesti tanya bagaimana di Hong Kong bisa menerapkan harga tiket 1 Dollar. Karena yang seperti ini tidak bisa dipelajari lewat studi literatur," ujarnya saat ditemui di DPRD DKI Jakarta, Jumat (14/7).
Dikatakan Taufik, penerapan harga tiket dengan tarif bawah dalam pengoperasian MRT di Ibukota sangat penting agar warga mau beralih menggunakan transportasi umum.
Namun, DPRD DKI Jakarta perlu menentukan berapa besar Public Service Obligation (PSO) atau subsidi yang harus disediakan untuk merealisasikan itu.
"Misalnya harga tiket MRT Rp 40 ribu dan kita mau subsidi Rp 20 ribu, itu harus dihitung berapa jumlah penumpang per hari dikali 360 hari untuk menentukan berapa subsidi yang harus kita siapkan," kata
nya.Ia menilai, kunker ini penting dilakukan mengingat di 2019 nanti, transportasi Light Rail Transit (LRT) juga mulai beroperasi. Artinya akan ada beban subsidi yang harus ditanggung Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.
"Ini tidak bisa dianggap sepele. Karena itu harus dipikirkan," tandasnya.