Minggu, 24 Agustus 2014 Reporter: Folmer Editor: Agustian Anas 3173
(Foto: doc)
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menghadiri pernikahan sambil blusukan ke kampung deret Pejompongan RT 013/RW 007, Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (24/8) siang
Basuki mengenakan setelan batik berwarna cokelat kehitaman tiba di kampung deret sekitar pukul 12.30 WIB bersama beberapa pengawal pribadinya. Pria yang akrab disapa Ahok itu datang tanpa didampingi istrinya, Veronica Tan.
Untuk menuju lokasi acara pernikahan, Basuki berjalan kaki menyusuri kampung deret yang belum rampung tersebut. Basuki tampak mengamati wilayah yang dilaluinya sambil sesekali bertanya kepada warga. Kehadiran Basuki disambut antusias warga. Merek berebut bersalaman dan foto bersama dengan orang nomor dua di Jakarta itu.
Begitu tiba di lokasi pernikahan, Basuki langsung mengisi buku tamu. Basuki tercatat sebagai tamu kesembilan yang datang ke pernikahan Bella dan Gufron tersebut.
Usai menulis nama di buku, Basuki memasukkan tiga amplop ke dalam kotak terbungkus kertas kado di meja penerima tamu.
Tak lama kemudian, Basuki masuk ke tempat pengantin untuk mengucapkan selamat kepada mempelai dan keluarga. Sontak rawut wajah kedua mempelai sumringah saat melihat Basuki hadir di acara pernikahan. "Terimakasih ya, Pak Ahok sudah datang,
" kata mempelai pria.Kedatangan Ahok berlangsung beberapa menit, namun penuh dengan rasa kekeluargaan. Keluarga kedua mempelai berfoto bersama dengan calon Gubernur. DKI Jakarta pengganti Joko Widodo ini.
Basuki juga menyempatkan diri berbincang-bincang dengan sejumlah pengurus warga kampung deret Pejompongan.
Dalam perbincangan singkat tersebut, Basuki mengimbau warga agar tidak membuang sampah sembarangan. "Kalau butuh tong sampah atau apapun itu, lapor langsung ke Dinas Kebersihan," ujarnya.
Basuki mengungkapkan, kondisi kampung deret Pejompongan yang belum rampung masih telihat kotor karena pola kehidupan warga Pejompongan belum berubah. Sehingga perlu ada yang mendidik, mengajar, dan mementori masyarakat untuk peduli dengan lingkungan sekitar serta tidak membuang sampah sembarangan.
"Ini pola hidup biasa, kan kotor, sempit terus kita bagusin dan bukan cuma dibagusin rumahnya tapi mesti ada lurah turun, RT/RW ajari masyarakat. Sama-sama jaga lampu, taman, buang sampah gitu," ujarnya.
Namun, Basuki menegaskan, tidak menyalahkan lurah ataupun RT/RW setempat. Sebab, hal tersebut merupakan kebiasaan warga yang harus dilatih untuk mengubah pola hidupnya supaya lebih bersih.
"Kalau kamu dari kecil tidak ada tanaman hijau, tempat yang begitu jorok terus dilebarkan sudah merasa senang. Ini kan soal kebiasaan. Kalau orang yang bersih sekali, rumah agak kotor dibilang tidak bersih. Ini mesti dilatih," ungkapnya.