Pabrik Pengolahan Limbah Oli Bekas Ilegal Digerebek

Selasa, 19 Agustus 2014 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Widodo Bogiarto 9212

pembuatan oli bekas

(Foto: Bayu Suseno)

Aparat Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Metro Jaya menggerebek pabrik pengolahan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) jenis oli bekas ilegal di RT 05/03, Kelurahan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (19/8).

Selama ini mereka menampung, mengolah dan menjual limbah B3 ini tanpa izin. Omzetnya setiap bulan mencapai Rp 250 juta

Dari hasil penggerebekan tersebut polisi menyita sembilan tangki penyimpanan berkapasitas 16.000 liter, 11 kontainer berkapasitas 48.000 liter, empat mesin pompa, satu mobil truk, 25 drum bekas, dan oli bekas beracun sekitar 190.000 liter.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto menjelaskan, pabrik pengolahan oli bekas ilegal seluas sekitar satu hektare tersebut dikelola oleh lima perusahaan sejak sekitar 8-12 bulan lalu. Kelima perusaaan itu adalah PT HB yang dikelola oleh MB, PT PM dikelola oleh AB alias WW, PT GB dikelola oleh P. Kemudian PT BS dikelola oleh AS, dan PT JY yang dikelola oleh S.

"Selama ini mereka menampung, mengolah dan menjual limbah B3 ini tanpa izin. Omzetnya setiap bulan mencapai Rp 250 juta," kata Rikwanto.

Rikwanto menjelaskan, awalnya petugas Subdirektorat III Sumber Daya Lingkungan Dit Reskrimsus Polda Metro Jaya menerima informasi kegiatan ilegal penyimpanan limbah B3 oli bekas. Selanjutnya, petugas menindaklanjuti informasi masyarakat dengan mengawasi kegiatan di lokasi yang dicurigai tersebut.

Berdasarkan penelusuran petugas kepolisian menemukan lima perusahaan yang mengelola limbah oli bekas itu. Kelima perusahaan itu memproduksi oli dari limbah B3 yang dijual kepada pabrik untuk bahan bakar industri.

Menurut Rikwanto, para pelaku terancam melanggar Pasal 102 dan atau 109 UU RI No 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan ancaman hukuman pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 3 tahun dan atau denda paling sedikit Rp 1 milliar dan paling banyak Rp 3 milliar.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup Jakarta Utara, Mudarisin menjelaskan, limbah B3 merupakan bahan berbahaya dan beracun bagi biotik termasuk manusia.

"Karakteristiknya mudah terbakar, mudah meledak. Oli bekas ini salah satu sumber tidak spesifik. Oli bekas pada saat dikelola, harus ada izin mulai dari menyimpan, mengangkut, mengelola, dan memanfaatkan. Izinnya di tingkat nasional," kata Mudarisin

BERITA TERKAIT
 Minimnya tangkapan membuat nelayan terus merugi. Pasalnya, biaya operasional tidak sebanding dengan

Sudin P2K Bentuk Tim Khusus Teliti Laut Jakarta

Selasa, 01 Juli 2014 3981

 Minimnya tangkapan membuat nelayan terus merugi. Pasalnya, biaya operasional tidak sebanding dengan

Laut Jakarta Tercemar, Tangkapan Nelayan Menyusut

Sabtu, 14 Juni 2014 10484

limbah tahu ilustrasi

Limbah Tahu di Jaktim Cemari Lingkungan

Sabtu, 24 Mei 2014 15965

Nelayan Keluhkan Trowl Masih Beroperasi

Nelayan Pesisir Jakarta Keluhkan Pukat Harimau

Kamis, 10 Juli 2014 5138

Bangunan Disegel

Cemari Lingkungan, Rumah Industri Batik Ditutup

Kamis, 15 Mei 2014 7343

BERITA POPULER
Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusunawa Marunda

Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusun Marunda

Jumat, 21 Juni 2024 468506

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Kamis, 19 Oktober 2017 307243

90 Sanggar Betawi Belum Punya Badan Hukum

90 Sanggar Betawi Belum Punya Badan Hukum

Jumat, 10 Juli 2015 285055

 Libur Natal, 36.871 Pengunjung Padati TMII

TMII Dipadati Pengunjung

Jumat, 25 Desember 2015 283952

 4500 Warga Ramaikan Karnaval KBT

Karnaval KBT Dipadati Ribuan Warga

Minggu, 30 Agustus 2015 282632

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks