Senin, 18 Agustus 2014 Reporter: Rio Sandiputra Editor: Dunih 3902
(Foto: Rio Sandiputra)
Pembongkaran 50 bangunan liar di pinggir rel Stasiun Tebet hingga Stasiun Cawang, Jl Tebet Timur Dalam 3 dan 11, Tebet, Jakarta Selatan, berlangsung tegang. Sejumlah anggota organisasi kemasyarakatan (ormas) yang berjaga sejak pagi berusaha menghalangi petugas, karena tidak ingin pos yang didirikan akan dirobohkan dengan buldoser.
"Kita dukung program Pemprov DKI, tapi jangan dibongkar seperti ini," protes salah satu anggota ormas, Senin (18/8).
Untuk menghindari kericuhan, akhirnya buldoser dan petugas gab
ungan memberikan kesempatan kepada mereka untuk membongkar posnya sendiri. Namun, tetap diawasi untuk pelaksanaannya hingga selesai.Camat Tebet, Mahludin mengatakan, pihaknya telah memberikan kesempatan untuk pemilik bangunan liar yang berdiri di atas lahan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dan fasos fasum untuk membongkar bangunannya sendiri. Namun, karena batas waktu yang ditentukan telah habis, pihaknya terpaksa melakukan tindakan tegas.
"Kita sudah berikan peringatan, dan memberikan kesempatan kepada pemilik bangunan membongkar sendiri. Jika sekarang belum dibongkar kita tidak akan tolerir," tegasnya.
Lurah Tebet Timur, Yunaenah menambahkan, 50 bangunan yang dibongkar antara lain warung nasi, tempat jual pulsa, tempat cuci motor, pos RW, posko ormas dan Pos Polantas yang berada di samping Stasiun Tebet. Pembongkaran melibatkan 250 aparat gabungan dan 4 truk untuk mengangkut barang hasil pembongkaran.
"Melintasi RW 01, 03, 06, dan 11 di Kelurahan Tebet Timur. Sudah diberikan peringatan sejak awal tahun, tapi mereka minta penundaan sampai akhirnya sekarang kita langsung bongkar," tandasnya.