Kamis, 14 Agustus 2014 Reporter: Andry Editor: Agustian Anas 6915
(Foto: doc)
Program relokasi pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di pinggir jalan di kawasan Tanah Abang dinilai gagal. Bagaimana tidak, PKL yang direlokasi ke Pasar Blok G Tanah Abang, kini kembali berjualan di jalan dengan alasan sepi pembeli.
Pantauan beritajakarta.com, deretan kios di lantai III Pasar Blok G Tanah Abang tak ubahnya seperti kuburan. Di lantai ini, kios-kios hampir seluruhnya kosong ditinggal pergi pedagang. Dari 570 pedagang yang menempati kios di lantai III, kini hanya tersisa tiga orang. Pedagang yang tersisa itu memfungsikan kios mereka menjadi warung rokok serta makanan dan minuman ringan.
Manajer Pasar Blok G Tanah Abang, Namen Suhandi mengatakan, pedagang yang bertahan menempati kios di lantai III terus menyusut. Bahkan, sebagian besar pedagang di lantai tersebut sudah tak lagi berjualan hingga perpanjangan masa gratis sewa kios kedua habis akhir Agustus ini.
"Kita sudah berupaya, tapi pedagang sulit dikendalikan. Sekarang hampir semua kios sudah kosong, kita juga sudah kasih peringatan terakhir ke mereka," ujarnya, Kamis (14/8).
Namen juga mengaku tidak mengetahui kemana para pedagang itu pergi setelah meninggalkan kios-kios mereka. Sampai kini, pihaknya masih terus berkonsentrasi menjaga pedagang di lantai I dan II agar tetap bertahan di Blok G. "Sekarang kita konsen menjaga pedagang di lantai I dan II supaya tetap bertahan di pasar ini," ucapnya.
Menurut Namen, pihaknya saat ini masih menunggu keputusan gubernur DKI terkait refungsi lantai III Blok G pasca ditinggal pedagang. Kondisi kios yang kosong juga telah dilaporkan ke pihak PD Pasar Jaya. "Kita sudah laporkan ke PD Pasar Jaya terkait kondisi kios di lantai III," ungkapnya.
Sejauh ini, kata Namen, pihaknya juga telah menerima tawaran dari kelompok pedagang lain yang ingin mengisi kios kosong di lantai III Blok G Tanah Abang. Misalnya dari pedagang Pasar Tasik dan pedagang aksesoris handphone yang berjualan di depan Stasiun Tanah Abang. "Jadi kios-kios yang kosong ini nanti kita peruntukan bagi pedagang lain," tuturnya.
Sementara itu,
Ramos Siregar (32), salah seroang pedagang yang masih bertahan di Pasar Blok G Tanah Abang mengaku sudah mulai resah berjualan di lantai III. Sebab, hingga mendekati masa sewa kios gratis kedua berakhir, belum ada kebijakan baru dari gubernur terkait masa perpanjangan kios."Kan belum kelihatan hasilnya kami jualan di sini, buat bayar retribusi harian aja kami sulit. Makanya, kalau bisa ya diperpanjang masa gratisannya lagi," ujarnya.
Pria asal Medan, Sumatera Utara ini juga mengatakan tidak punya pilihan selain bertahan berjualan rokok dan minuman ringan di kios yang ditempatinya. "Kalau mau jualan di jalan, saya nggak punya duit buat bayar lapak. Makanya saya pilih bertahan di sini," tukasnya.