Rabu, 13 Agustus 2014 Reporter: Rudi Hermawan Editor: Dunih 6478
(Foto: doc)
Aktivitas pembersihan dua patung cagar budaya di DKI Jakarta diakui Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sudah saatnya dilakukan. Sebab, Patung Dirgantara atau yang dikenal dengan Patung Pancoran dan Patung Diponegoro di Menteng Jakarta Pusat tersebut sudah lama tidak dibersihkan. Padahal, posisinya sendiri berada di jalan strategis yang memungkinan kotor terkena debu dan asap kendaraan.
"Ya patung itu (Pancoran) memang sudah lama tidak dibersihkan, tidak dirawat. Itu yang mau kita lakukan," kata Jokowi di Balaikota, Rabu (13/8).
Sedangkan, mengenai besaran biaya yang dikeluarkan untuk membersihkan kedua patung tersebut dirinya tidak mengetahuinya. Namun, ia tidak mempermasalahkan biaya yang dikeluarkan, asalkan melalui proses dan tahap yang benar.
"Ga hafal biayanya, dicek saja biayanya dan itu sudah dilelang belum? Tapi, kalau sudah dilelang dan biaya besar ya dihitung saja," ujarnya.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Balai Konservasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta, Eni Prihantini mengatakan, jumlah patung yang menjadi bangunan cagar budaya di Jakarta tercatat sebanyak 22 patung. Pembersihan atau konservasi patung telah dimulai sejak tahun lalu. Ada sebanyak lima patung yang telah dibersihkan pada tahun 2013. Sedangkan pada tahun ini, pihaknya akan membersihkan dua patung.
“Tugas kami yakni mengkonservasi Patung Dirgantara dan Patung Diponegoro yang merupakan cagar budaya. Sebanyak 5 patung yang merupakan cagar budaya juga telah dibersihkan pada 2013," ujar Eni, kemarin.
Patung Dirgantara, kata Eni, sejak dibangun pada 1964 silam belum pernah dibersihkan. Sedangkan untuk Patung Diponegoro yang dibangun pada tahun 1965, pernah dikonservasi pada tahun 2007 lalu. "Kondisinya saat ini sudah kronis sehingga mempengaruhi daya tahan patung tersebut. Sebelum konservasi, kami telah mengobservasi kedua patung tersebut pada Juni lalu. Hasilnya, kami mendiagnosa kondisi kedua patung itu perlu dibersihkan secepatnya," tuturnya.
Menurutnya, kondisi kedua patung saat ini terlihat kusam dan kotor. Sebagian permukaan patung mengalami keausan, teroksidasi, terkorosi sebagai akibat adanya penggaraman. Terutama yang disebabkan garam khlorida. Kondisi tersebut disebabkan keberadaannya yang terletak di ruang publik terbuka secara langsung sehingga terpengaruh berbagai faktor lingkungan yang fluktuatif dan terpolusi zat-zat polutan yang bersifat korosif.
“Dudukan P
atung Dirgantara yang terbuat dari cor beton bertulang juga banyak mengalami pertumbuhan ganggang berwarna kehitam-hitaman," tandasnya.