Rabu, 15 Februari 2017 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Budhy Tristanto 6387
(Foto: Aldi Geri Lumban Tobing)
Pelaksanaan Pilkada 2017 di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/2), diramaikan oleh pertunjukan seni musik dari Keroncong Batavia Mood, yang merupakan subkomunitas Taman Suropati Chamber.
Pantauan Beritajakarta.com, berbagai lagu tradisional karya komposer ternama Tanah Air dikemas dalam alunan musik keroncong diantaranya, Jembatan Merah, Bengawan Solo, Getuk, Sepasang Mata Bola, Nyiur Hijau, Rayuan Pulau Kelapa, dan Juwita Malam.
Para personel tampak lihai memainkan alat musik berbeda seperti violin, flute, gitar, bas, cuk, cak, dan cello. Pertunjukan seni ini sontak menjadi magnet bagi pengunjung dan para warga sekitar yang mencoblos di TPS 18 dan 19.
Triana (42), warga Menteng mengaku senang dan nyaman dengan lagu-lagu tradisional yang dibawakan oleh komunitas seni yang berdiri tahun 2008 ini. Menurutnya, alunan musik mampu membuat pengunjung dan warga betah, serta larut dalam pesta demokrasi yang damai.
Hal senada diutarakan Tommy, warga yang tinggal di Jalan Proklamasi. Pria berusia 32 tahun ini mengaku, merasa nyaman dan tidak tegang mengikuti proses pencoblosan di TPS.
"Ini beda dari yang lain, lebih nyaman. Jadinya nggak boring dan nggak menegangkan. Memang kenyamanan yang paling penting. Nuansanya Jakarta banget, ada ondel-ondelnya juga. Pas sama suasananya ya, adem," tuturnya.
Pendiri Taman Suropati Chamber, Ages Dwiharso mengatakan, lagu-lagu yang dibawakan sebagian besar karya Gesang, Ismail Marzuki, Budiman BJ, dan Ismanto.
Selain membawakan lagu tradisional, komunitas asuhannya juga melantunkan lagu ciptaan sendiri. Warga yang ingin menyumbang suara juga diperbolehkan unjuk kemampuan.
"Kami ambil yang nuansa sejuk, bahasa di musik keroncong ini kan santun, kalau pun ada lirik bernada kritik dibawakannya dengan lembut. Tapi yang terpenting adalah mengangkat nilai-nilai budaya," kata Ages.
Camat Menteng, Paris Limbong menambahkan, komunitas seni yang rutin berlatih di Taman Suropati ini sengaja dilibatkan untuk menciptakan suasana pesta demokrasi yang gembira.
"Kami kondisikan untuk mendinginkan suasana. Masyarakat yang datang untuk melakukan pemungutan suara jadi adem. Ini kan pesta demokrasi kami buat gembira," ungkap Paris.