Sabtu, 04 Februari 2017 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Rio Sandiputra 9305
(Foto: Aldi Geri Lumban Tobing)
Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang (IBS) triwulan IV-2016 di DKI Jakarta naik sebesar 9,93 persen terhadap triwulan IV-2015.
Kenaikan pertumbuhan produksi indust
ri manufaktur besar dan sedang ini juga lebih besar 7,87 poin jika dibanding dengan pertumbuhan produksi industri manufaktur secara nasional pada triwulan yang sama sebesar 2,06 persen.Kepala Bidang Statistik Produksi BPS DKI Jakarta, Suhartono mengatakan, kenaikan ini disebabkan karena sebagian besar jenis industri mengalami kenaikan pertumbuhan.
Menurut Suhartono, terdapat 13 jenis industri yang mengalami kenaikan. Delapan jenis industri yang mengalami pertumbuhan produksi paling tinggi atau di atas 10 persen yaitu, industri pakaian jadi yang naik pertumbuhan produksinya sebesar 29,20 persen, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia yang naik 20,61 persen, industri tekstil naik sebesar 18, 34 persen, kemudian industri barang galian bukan logam sebesar 11,56 persen.
Sementara industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional naik sebesar 11,51 persen, industri logam dasar sebesar 10,94 persen, industri pengolahan lainnya sebesar 10,91 persen dan industri alat angkutan lainnya sebesar 10,82 persen.
"Sisanya mengalami kenaikan di bawah 10 persen seperti industri komputer, barang elektronik dan optik, kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer, lalu makanan, minuman, dan industri kertas dan barang dari kertas," kata Suhartono, Sabtu (4/2).
Ditambahkan Suhartono, pertumbuhan produk IBS triwulan IV-2016 di DKI Jakarta naik sebesar 3,13 persen terhadap triwulan III-2016. Akan tetapi kenaikan pertumbuhan produksi IBS di Jakarta tidak sejalan dengan pertumbuhan produksi di tingkat nasional yang turun sebesar -0,34 persen.
"Dua jenis industri yang mengalami kenaikan pertumbuhan produksi terbesar atau di atas 15 persen yaitu jenis industri pakaian jadi sebesar 16,34 persen dan industri tekstil sebesar 16,07 persen," kata Suhartono.
Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami penurunan pertumbuhan produksi sebanyak enam jenis industri diantaranya, industri peralatan listrik -13,46 persen, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki -5,32 persen, jenis percetakan dan reproduksi media rekaman -5,24 persen, industri minuman -4,32 persen, industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar -3,10 persen.
Untuk diketahui, pertumbuhan produksi industri manufaktur hanya menyajikan data pertumbuhannya saja, tidak menyajikan nilai produksi dikarenakan penghitungan pertumbuhan produksi dilakukan untuk sejumlah perusahaan industri manufaktur terpilih yang secara metodologi bisa mewakili pada setiap jenis industri.