Sabtu, 09 Agustus 2014 Reporter: Devi Lusianawati Editor: Widodo Bogiarto 4774
(Foto: doc)
Penumpang bus Transjakarta mengeluhkan minimnya penerangan di Halte Transjakarta Kantor Walikota Jakarta Utara. Mereka khawatir jika tidak segera diperbaiki dapat memancing timbulnya kejahatan di lokasi itu.
Diana (40), seorang penumpang bus Transjakarta koridor X (Tanjung Priok-Cililitan PGC) menuturkan, dirinya sering merasa ketakutan apabila turun di Halte Transjakarta Kantor Walikota Jakarta Utara pada malam hari. Apalagi di sekitar lokasi halte juga minim penerangan.
"Saya sering ketakutan kalau pas pulang sendirian. Harusnya lampu yang mati segera diperbaiki supaya halte tidak gelap gulita," kata wanita warga Jl Swesembada RT 06/07 Kelurahan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (9/8).
Hal senada diungkapkan Lusi (27), warga Jl Yos Sudarso, Jakarta Utara. "Karena tuntutan pekerjaan saya setiap hari terpaksa pulang di atas jam 21.00. Serem ya kalau pas sendirian di halte karena lampunya mati," ujarnya.
Effendi (32), salah satu petugas Halte Transjakarta Kantor Walikota Jakarta Utara menjelaskan, dari 32 lampu penerangan di halte tersebut, hanya dua lampu saja yang menyala. Dua lampu tersebut satu berada di ujung halte, satu lagi di tempat kasi, sehingga memang terlihat gelap saat malam tiba.
“Dari sekian banyak penerangan cuma dua lampu saja yang menyala. Apalagi kalau menjelang Maghrib itu sudah mulai gelap,” ungkap Effendi.
Kepala Humas PT Transjakarta, Sri Ulina Pinem mengakui, ada beberapa halte yang mempunyai masalah penerangan, termasuk Halte Transjakarta Kantor Walikota Jakarta Utara. Namun demikian pihaknya akan segera menindaklanjuti masalah tersebut setelah berkoordinasi dengan bidang sarana dan prasarana.
“Setiap ada aduan yang masuk kami langsung menindaklanjuti masalah tersebut. Tapi pastinya akan kami koordinasikan terlebih dahulu dengan bidang sarananya,” tandasnya.