Minggu, 13 November 2016 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Nani Suherni 4519
(Foto: Erna Martiyanti)
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta, Fadjar Majardi mengatakan, untuk meningkatkan investasi perbankan di Kepulauan Seribu, dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
"Bank bersifat follow economic. Kalau ekonomi (di Kepulauan Seribu) tumbuh pasti banyak bank yang berani buka cabangnya," ujar Fadjar di Kepulauan Seribu, Minggu (13/11).
Pihaknya mencatat pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Seribu paling rendah di Ibukota yakni hanya 0,2 persen. Nilai tersebut cukup jauh dibandingkan dengan daerah lainnya. Terbesar pertumbuhan ekonomi ada di Jakarta Pusat dengan 27 persen dan Jakarta Selatan 23 persen.
Kemudian Jakarta Utara dengan 19 persen kontribusinya terhadap perekonomian Jakarta. Jakarta Timur 17 persen serta Jakarta Barat dengan 14 persen. Keberadaan Automatic Machine Teller (ATM) juga sangat terbatas.
Saat ini baru ada satu bank saja diantara 110 pulau yang ada yakni Bank DKI yang merupakan Badan Umum Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta. Sementara untuk perbankan lainnya belum berani masuk untuk melayani warga.
Untuk layanan lainnya seperti bank milik BUMN, telah membuka layanan Teras Bank Kapal Bahtera Sheva. Mereka belum berani membuka cabang secara langsung. Layanan yang ada dilakukan secara mobile dan tidak menetap di satu pulau saja.
Ada beberapa pulau yang dilayani seperti Pulau Pramuka, Pulau Tidung, Pulau Harapan, Pulau Untung Jawa dan Pulau Panggang.
"Bank lain kan orientasinya bisnis, harus untung. Kalau Bank DKI pasti itu diperintah karena punya Pemprov DKI," tandasnya
.