Senin, 17 Oktober 2016 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Rio Sandiputra 2773
(Foto: Reza Hapiz)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama meminta durasi antrean truk di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi untuk diselidiki. Sebab truk harus antre hingga 12 jam.
"Saya sudah suruh periksa, ada juga kemungkinan orang dalam main. Tujuannya apa?," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (17/10).
Basuki mencurigai beberapa oknum di Dinas Kebersihan ingin agar pengelolaan sampah diserahkan kembali kepada pihak swasta. Karena sejak beberapa bulan lalu Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah mengambil alih pengelolaan TPST Bantar Gebang.
"Mungkin mereka mau minta sama saya, kami enggak sanggup lagi kerja, mesti kerja sama swasta lagi. Itu kan tergantung orang. Sama kayak Dinas PU dulu kan," ujarnya.
Kendati demikian, Basuki mengakui dengan adanya kejadian ini bisa membuktikan bahwa pengelolaan sampah sebelumnya tidak berjalan dengan baik. Dirinya mencurigai, tidak semua sampah dikirim ke TPST Bantar Gebang, melainkan dibuang di hulu sungai.
"Di satu pihak ini juga membuktikan kenapa dulu nggak pernah macet. Karena saya curiga dulu sewa-sewa truk itu nggak pernah masuk ke Bantar Gebang," tuturnya.
Sehingga saat 9.000 ton sampah masuk ke TPST Bantar Gebang, belum ada pengaturan yang baik. Dirinya meminta kepada Dinas Kebersihan agar segera mengatasi permasalahannya.
"Pas kami mabil alih semua, baru terasa truk kurang, di lapangan juga saat truk masuk, mereka kaget. Karena bawa 8.000-9.000 ton sampah. Berarti dulu truknya nggak pernah masuk sampai situ begitu banyak," tandasnya.