Jumat, 30 September 2016 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Budhi Firmansyah Surapati 11023
(Foto: Aldi Geri Lumban Tobing)
Sejak pembangunan tanggul laut di Kalibaru, Cilincing, dimulai Juli 2016 lalu, sudah sebanyak 104 tiang pancang spun pile terpasang. Tiang itu terpasang di sepanjang 140 meter.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), Teuku Iskandar mengatakan, pihaknya menargetkan sebanyak 307 batang spun pile terpasang di akhir Desember 2016. Batang spun pile itu dipancang sepanjang 400 meter.
"Alat pemancang inner boring membantu percepatan pembangunan tanggul. Indonesia adalah negara pertama di dunia yang menggunakan alat ini di laut," katanya, Jumat (30/9).
Umumnya, alat yang berasal dari Jepang ini digunakan untuk pemasangan tiang pancang bangunan atau gedung di area padat hunian dan penduduk. Salah satu contohnya, alat ini pernah digunakan untuk pembangunan gedung baru Rumah Sakit St Carolus.
"Dalam sehari bisa empat sampai lima spun pile," kata Iskandar.
Menurutnya, ada beberapa keunggulan mesin inner boring dibanding pemancangan tiang pancang menggunakan hammer, baik dari segi kuantitas dan kualitas.
"Dari segi kualitas tidak menimbulkan getaran dan gaduh. Safety terhadap produk kita, dalam artian menjamin mutu produk kita akan aman pada saat dilakukan pemancangan," ungkap Iskandar.
Oleh karena itu, selain minimnya kendala di lapangan, penggunaan mesin ini dinilai bisa mempercepat pembangunan tanggul laut di dua lokasi proyek pembangunan pengaman pantai pesisir Jakarta Tahap Dua Paket 1 dan 2.
Bahkan dirinya optimis, pembangunan tanggul laut yang menghabiskan dana sekitar 800 miliar ini bisa selesai empat bulan lebih cepat dari target.