Kamis, 22 September 2016 Reporter: Nani Suherni Editor: Rio Sandiputra 5147
(Foto: Humas Jakarta Selatan)
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan telah meninjau kondisi Pasar Santa, Kelurahan Petogogan, Kebayoran Baru yang belakangan mulai sepi. Hal ini dikarenakan adanya praktik nakal pemilik yang menyewakan ke pihak lain dengan harga tinggi.
"Dari 300 kios, saat ini yang masih dipegang pengembang tinggal 80 kios. Sisanya sudah dimiliki pedagang. Inilah yang terjadi praktik sewa menyewa," ujar Shita Damayanti, Asisten Perekonomian Jakarta Selatan, Kamis (22/9).
Menurut Shita, dari hasil pengumpulan data berdasarkan keterangan pedagang, saat ini harga sewa kios di pasar yang sempat menjadi ikon tempat kumpul anak muda itu ada yang sampai Rp 15 juta per tahun.
"Dahulu ada yang hanya Rp 3 juta, saat ini bahkan ada yang sampai Rp 15 juta. Ya memang bervariasi tergantung dari ukuran dan zona. Tetapi ada kenaikan cukup tinggi," tuturnya.
Shita mengatakan, pihak Pemkot Jakarta Selatan meminta kepada PD Pasar Jaya selaku pengelola, pengembang dan pemilik kios untuk duduk bersama membahas permasalahan ini.
"Kalau bisa PD Pasar Jaya menentukan batas harga sewa. Agar tidak mematikan usaha pedagang," katanya.
Sementara Adiel Aziz salah satu pemilik kedai makanan di Pasar Santa mengaku, di awal tahun biaya sewa sangat murah untuk level kelas menengah, sehingga dapat menyaingi mal yang besar. Namun, saat kios mulai ramai, harga sewa justu naik drastis.
"Waktu itu Pasar Santa lagi hits-hits nya tongkrongan anak muda. Pihak pengembang menaikan harga sewa ke kita, mulai deh omset kita sangat turun drastis per harinya," tandasnya.