Jumat, 18 Juli 2014 Reporter: Rio Sandiputra Editor: Dunih 10338
(Foto: Rio Sandiputra)
Setelah melakukan ujicoba dan evaluasi sistem satu arah (SSA) di jalan layang non tol (JLNT) Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, terbukti efektif mengurai kemacetan. Karena itu, ke depan sistem ini akan dipermanenkan untuk melancarkan lalulintas di kawasan tersebut yang kerap dilanda kemacetan.
Kasubdit Keamanan dan Keselamatan (Kamsel) Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Irvan Prawira Yuda mengatakan, dalam waktu dekat kendaraan yang dari arah Cilandak ke arah Blok M diberlakukan satu arah pada pagi hari. "
Dari hasil survei dan evaluasi SSA, di JLNT Antasari ini akan kita teruskan atau dipermanenkan ," katanya, Jumat (18/7).Menurut Irvan, sistem satu arah ini diberlakukan pada pukul 05.30-09.30 WIB, dari arah Cilandak ke Blok M. Selepas itu, berlaku normal seperti biasa. "Hasil survei dan tanggapan masyarakat sangat positif, maka SSA di JLNT Antasari akan kita teruskan," ungkapnya.
Irvan menuturkan, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya bersama dengan Dinas Perhubungan DKI saat ini tengah mempersiapkan segala sarana dan prasarana untuk mempermanenkan SSA di JLNT tersebut. "Dishub DKI sudah mulai mempermanenkan rambu-rambu untuk di lokasi dan lain sebagainya. Kalau perlu dibuat Pergub untuk mempermanenkan JLNT Antasari ini," pungkasnya.
Sementara, dari pantauan beritajakarta.com di lapangan terlihat kemacetan untuk yang ke arah Blok M cukup parah terutama saat pagi. Karena, ada penyempitan jalur saat ingin naik ke JLNT sebelum perempatan Pasar Cipete Selatan.
Pengamat transportasi dari Universitas Indonesia, Ellen Tangkundung mengingatkan, lalu lintas di perempatan jalan yang masih satu ruas dengan JLNT Antasari juga harus diatur. Menurutnya, setidaknya ada dua perempatan yang akan menjadi muara kendaraan yang melalui JLNT Antasari, yaitu di sekitar Jl Wijaya dan Mabes Polri. "Jangan lupa, dari arah utara atau Cilandak akan bermuara atau diakhiri perempatan di sekitar Jalan Wijaya. Nah di situ harus dilakukan manajemen lalu lintas lagi. Kalau tidak, di situ akan terjadi kemacetan lebih lagi," katanya.
Perempatan jalan tersebut, merupakan muara dari kendaraan dari arah Cilandak yang akan menuju Sudirman dan Thamrin. Hal ini dapat mengakibatkan beban dari persimpangan akan lebih berat. "Jadi dibangun dari arah utara ke selatan untuk pagi hari jadi harus ada penyesuaian. Harus ada petugas atau polisi yang mengatur," terangnya.
Bila kedua perempatan itu tidak diatur, lanjut Ellen, kemacetan di sekitarnya tidak akan terurai. Bahkan, bisa menimbulkan kemacetan yang mengular hingga masuk ke ruas JLNT Antasari. Meskipun demikian, pemberlakuan sistem satu arah bisa menyelamatkan lalu lintas kendaraan yang melalui sekitar TB Simatupang dan Antasari. "Dia akan mengurai kemacetan di TB Simatupang dan di Antasari itu akan lebih lancar. Karena dilalui oleh dua lajur, dan akan lebih lancar," tukasnya.