Minggu, 28 Agustus 2016 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Rio Sandiputra 4344
(Foto: Erna Martiyanti)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ingin melakukan digitalisasi untuk karya sastra HB Jassin. Namun tawaran tersebut belum disetujui oleh pihak Yayasan Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin.
Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DKI Jakarta, Tinia Budiati mengatakan tawaran digitalisasi sebagai langkah untuk menjaga karya sastra yang ada. Mengingat jika kertas yang digunakan sebagai media memiliki usia terbatas.
"Pernah kami tawarkan digitalisasi kepada yayasan, namun mereka belum memberi izin. Padahal maksud kami bukan untuk plagiat, tetapi justru menyelamatkan karya yang ada," kata Tinia, Minggu (28
/8).Tinia menambahkan ada salah satu karya dari penyair terkenal Sitor Situmorang yang ditulis di atas selembar tisu. Jika tidak dirawat dengan baik maka sangat rentan rusak. "Tisu itu kan lebih ringkih dibandingkan dengan kertas. Makanya harus ada perawatan khusus. Dengan digitalisasi akan lebih baik sebenarnya," ucapnya.
Menurut Tinia, perawatan untuk kertas memakan biaya yang cukup mahal. Selain itu sangat rentan rusak jika sering dibuka tutup oleh pengunjung. Dengan digitalisasi tidak perlu semua pengunjung memegang karya aslinya. Mereka bisa melihat melalui produk digital yang disiapkan. Sehingga karya asli bisa lebih awet.
"Perawatan kertas itu lebih mahal loh. Sekali lagi cara ini bukan untuk plagiat, tapi agar kondisi karya sastra yang asli terjaga dengan baik," tandasnya.