Jumat, 29 Juli 2016 Reporter: Nurito Editor: Budhi Firmansyah Surapati 6523
(Foto: Nurito)
Pengelola Taman Pemakaman Umum (TPU) Utan Kayu, Rawamangun Pulogadung, Jakarta Timur, mengakui banyak preman berkeliaran di areal TPU. Sehingga lumrah kasus pungli kerap terjadi. Bahkan, para preman tersebut kerap mengintimidasi pengelola.
Kepala Pengalola TPU Utan Kayu, Irfan Al Akram, mengaku ancaman pembunuhan kerap diterimanya secara tidak langsung. Pelakunya adalah preman yang setiap hari berkeliaran di TPU Utan Kayu dan berprofesi sebagai perawat makam.
"Mereka merupakan warga sekitar. Ancamannya antara lain, jangan macam-macam dengan orang sini, bisa dibunuh," ujarnya, Jumat (29/7).
Padahal dirinya selalu mengatakan biaya pemakaman di TPU gratis. Hal tersebut rupanya mengganggu orang-orang yang mencari uang dengan cara menawarkan jasa di TPU. Sebab setiap hari mereka umumnya menjual jasa dengan menggali dan menutup makam, serta memasang kijing (plester makam).
"Kalau ancaman sih sering, nadanya kaya mau membunuh. Tapi biarlah, saya tidak lapor ke polisi. Karena belum ada bukti," kata Irfan.
Kondisi ini dimanfaatkan oknum tersebut untuk beraksi menjual jasa pemakaman hingga jutaan rupiah. Proses penggalian dan penutupan makam tanpa lagi melalui prosedur. Sehingga ia sering tidak tahu ada pemakaman.
Kasudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Timur, Christian Tamora Hutagalung mengatakan, akan melaporkan hal ini pada gubernur. Ke depan, pihaknya
juga akan membuat MoU dengan aparat kepolisian agar preman yang gentayangan di TPU Utan Kayu ini ditindak tegas."Kami akan koordinasi dengan polisi, untuk menindak preman. Jajaran kami kerja di bawah ancaman. Apalagi kejadiannya sudah turun temurun," tandasnya.