Senin, 25 Juli 2016 Reporter: Nurito Editor: Budhi Firmansyah Surapati 5943
(Foto: Nurito)
Yayan Nuryawati (62), warga Jalan Cakrawala no 22, RT 01/10, Kebon Pala, Kecamatan Makasar, melaporkan tindakan pengeroyokan yang dialami anaknya, Mohammad Andi Rahman atau Ukay (32), di kantor Kelurahan Kebon Pala. Diduga, Ukay dikeroyok massa lantaran dituduh mencuri motor di parkiran kantor kelurahan tersebut.
Dari informasi yang dihimpun, kejadian pengeroyokan berawal saat Ukay singgah di halaman kantor kelurahan, Sabtu (16/7) sekitar pukul 09.00. Kemudian, saat hendak pulang, ia kesulitan membuka kunci motor miliknya, Honda Supra Fit bernopol B 6394 SKU.
Nahas, warga sekitar mengiranya hendak mencuri motor dan meneriaki maling. Karena panik, ia terjatuh saat lari dikejar massa. Setelah terjatuh, korban diseret ke halaman parkir kantor kelurahan.
Di sana Ukay diikat di pagar taman dan disiksa puluhan massa. Bahkan, masa sempat hendak membakar lelaki yang sedikit mengalami gangguan mental itu, namun dicegah tokoh masyarakat setempat. Meski begitu, korban sudah babak belur dan kepalanya bocor sehingga harus dilarikan ke RS Polri Kramat Jati untuk mendapatkan perawatan medis.
Yayan Nuryanawati (62), ibunda korban mengaku tak terima dan menuntut keadilan atas kejadian ini. Karenanya, ia bersama suami, Olas Koeswendi (63) langsung melaporkan kasus yang menimpa anaknya ke Polsek Makasar. Dalam laporan nomor 101/K/VII;2016/Sek.Mks, dilaporkan kasus pengeroyokan yang menimpa anaknya.
"Anak saya tidak salah, kenapa harus babak belur dikeroyok di kantor kelurahan. Padahal kan itu anak mau ambil motornya sendiri," kata Yayan, Senin (25/7).
Akibat luka yang diderita, Ukay sempat dirawat selama tiga hari, yakni dari Sabtu (16/7) hingga Senin (18/7). Selama dirawat biayanya ditanggung BPJS Kesehatan.
Lurah Kebon Pala, Sigit Darmanto, sejauh ini belum dapat dikonfirmasi. Beberapa kali dihubungi melalui ponsel dan SMS tidak memberikan jawaban. Demikian halnya saat ditemui di kantornya, tidak ada di tempat.
Sekretaris Kelurahan Kebon Pala, Ari Yanto membenarkan adanya kejadian tersebut. Saat kejadian ia sedang libur di rumah.
"Kita berupaya cegah tapi massa banyak, sehingga petugas piket kewalahan. Kita tidak dilatih melindungi kerumunan massa, ya kejadian itu akhirnya terjadi," tandasnya.