Selasa, 08 Juli 2014 Reporter: Devi Lusianawati Editor: Widodo Bogiarto 3084
(Foto: doc)
Jelang pencoblosan Pemilu Presiden/Wakil Presiden (Pilpres) yang dilaksanakan 9 Juli nanti, pemetaan terhadap daerah-daerah rawan konflik mulai dilakukan. Di wilayah Jakarta, tercatat ada 187 titik rawan yang memerlukan pengamanan ekstra untuk mengantisipasi tindakan anarkis dari dua kubu yang menjagokan pilihannya masing-masing.
Kapala Bagian Operasional (Kabagops) Polres Metro Jakarta Utara, AKPB Allan Satya menjelaskan, di wilayahnya terdapat 187 titik rawan yang harus diwaspadai. Ke-187 titik rawan tersebut antara lain berada di Kecamatan Penjaringan sebanyak 38 titik, Kecamatan Pademangan 38 titik, Kecamatan Koja 30 titik, Kecamatan Kelapa Gading 18 titik, Kecamatan Cilincing 38 titik.
"Sedangkan kecamatan paling rawan konflik ada di Tanjung Priok. Di sini kami harus mewaspadai 44 titik rawan,” jelas Allan, Selasa (8/7).
Allan mengungkapkan, ke-187 titik rawan ini dilihat dari beberapa faktor, antara lain adanya massa fanatik terhadap salah satu capres/cawapres. Selain itu dalam satu wilayah itu merupakan tempat tinggal salah satu capres/cawapres. “Pengamannya 1 berbanding 2, yaitu satu petugas kepolisian mengawasi dua tempat pemungutan suara (TPS). Sementara untuk titik di wilayah aman satu petugas untuk tiga TPS,” ujarnya.
Allan menambahkan, di Jakarta Utara sendiri, Polres Metro Jakarta Utara akan menurunkan lebih dari 2.000 personil. Selain itu, juga akan dilakukan patroli dari gabungan TNI dan Polri pada tiap wilayah sebanyak 30 personel.