Kamis, 21 Juli 2016 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Rio Sandiputra 2888
(Foto: Yopie Oscar)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yakin jika survei penduduk miskin di Ibukota menggunakan nilai Kebutuhan Hidup Layak (KHL) maka jumlahnya akan meningkat banyak. Diperkirakan jumlahnya bisa mencapai 17 persen.
Sementara survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2016 tercatat penduduk miskin di DKI jumlahnya hanya 3,75 persen. Perbedaan angka tersebut, karena BPS menggunakan standar 2.500 kalori per hari dalam melakukan survei.
Basuki mengatakan, survei dengan menggunakan nilai KHL sudah dilakukan pada 2014 lalu. Jumlah yang diperoleh umlah warga miskin mencapai 17 persen. Survei hanya dilakukan terhadap warga yang memiliki KTP DKI saja.
"Sudah kami lakukan survei dengan KHL pada 2014 kemarin. Datanya makanya naik kan. Naik jadi 17 persen," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (21/7).
Basuki menambahkan, survei yang dilakukan BPS menggunakan standar yang terlalu rendah. Sehingga jumlah penduduk miskin hanya mencapai 3,75 persen saja. Dengan menggunakan kebutuhan
2.500 kalori per hari masa sama dengan pendapatan Rp 450 ribu per bulan."BPS melakukan survei itu dengan menggunakan tolak ukur 2.500 kalori per hari. Cuma kami minta cara surveinya diubah," tandasnya.
Sementara jika menggunakan standar KHL, maka kebutuhan hidup bisa mencapai Rp 2,5 juta per bulan. Nilai tersebut juga lebih tinggi dibandingkan dengan standar dari Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) yakni 2 dollar Amerika per hari atau sekitar Rp 800 ribu per bulan.