Senin, 07 Juli 2014 Reporter: Andry Editor: Dunih 4168
(Foto: doc)
Puluhan pedagang binaan Pasar Ikatan Restoran Taman Indonesia (IRTI) Monas menggeruduk kantor Suku Dinas (Sudin) Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) Jakarta Pusat. Mereka protes lantaran namanya
tidak masuk dalam daftar 339 pedagang binaan Pasar IRTI Monas. Padahal, rata-rata mereka adalah pedagang lama yang telah berjualan sejak belasan tahun."Kami pedagang asli, data kami malah gak ada. Kenapa orang yang gak punya tempat di situ (Pasar IRTI) malah ada?" tanya Buyung (47), pedagang souvenir Pasar IRTI Monas, Senin (7/7).
Lelaki asal Sumatera Barat ini mengaku kesal lantaran namanya tidak termasuk dalam daftar 339 pedagang binaan Pasar IRTI Monas yang diumumkan pihak Sudin KUMKMP Jakarta Pusat melalui selebaran. Terlebih, ia mengaku sudah 12 tahun menjadi pedagang binaan Pasar IRTI Monas. Buyung juga mengaku heran mengapa namanya tidak masuk dalam pedagang binaan. Sementara segala persyaratan verifikasi seperti foto kopi KTP, kartu keluraga (KK) dan foto ukuran 4X6 telah diserahkan.
"Sebelum puasa, kita dipanggil di kantor kecamatan buat pendataan ulang. Ternyata pas keluar di komputer, yang muncul nama pedagang baru," keluhnya.
Anas (45), pedagang pakaian Pasar IRTI mengungkapkan hal serupa. Menurutnya, pedagang lama yang namanya mendadak tidak terdaftar sebagai pedagang binaan jumlahnya lebih dari 60 orang. Ia menambahkan, sejak awal pedagang yang diprioritaskan menempati lokasi binaan (lokbin) di Pasar IRTI Monas yakni pedagang lama yang diberikan tempat penampungan di dekat kandang rusa.
"Jadi kami sebagai pedagang lama menuntut hak kami. Kalau urusan ini gak selesai di sini, kita akan mengadu ke Balaikota," ancamnya.
Terkait hal itu, Kasudin KUMKMP Jakarta Pusat, Sri Indrastuti berdalih, jika kedatangan para pedagang IRTI Monas ke kantornya pada hari ini hanya untuk menyerahkan biodata.
"Jadi waktu itu biodata para pedagang belum masuk. Sekarang mereka bawa biodata, saya sudah bikin kartu pedagang binaan," tuturnya.
Sri melanjutkan, biodata diri pedagang ini sangat penting untuk pembuatan kartu dan nomor kios di Pasar IRTI. Bila sudah terdata, retribusi para pedagang binaan dibayarkan melalui ATM.
"Nanti pedagang bayarnya lewat ATM, diminta sama Pak Wagub supaya kios tidak disewakan. Tadi kita pagi sudah buat draft-nya," tukasnya.
Menurutnya, biodata yang dibawa pedagang ini nantinya akan dikunci agar tidak ada lagi tambahan pedagang baru. Begitu pula dengan pedagang lama yang sudah dicoret dari binaan karena terbukti tidak pernah berdagang di lokbin.
"Biodata sudah diurut dan tidak bisa diotak-atik, gak ada tambahan pedagang baru. Kita kunci pedagang yang exisiting," tutupnya.