Jumat, 01 Juli 2016 Reporter: TP Moan Simanjuntak Editor: Rio Sandiputra 6234
(Foto: TP Moan Simanjuntak)
Ratusan pekerja harian lepas (PHL) Suku Dinas Kebersihan Jakarta Utara yang menjadi sopir truk sampah menuntut agar uang operasional untuk pembayaran tol dari Januari-Juni 2016 dicairkan.
RH (43) salah satu sopir yang tugasnya melayani Kecamatan Penjaringan mengatakan, akibat belum cairnya uang tersebut, Ia selalu menggunakan uang pribadi untuk membayar tol saat menuju ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.
"Setiap hari kami harus membuang sampah ke TPA
Bantar Gebang. Setiap hari untuk membayar uang tol PP dari mulai pintu tol dalam kota dan pintu tol Bekasi Barat kami harus membayar Rp 32 ribu dengan uang pribadi. Karena selama ini memang belum dicairkan," ujar RH, Jumat (1/7).Selain harus membayar uang tol, lanjut RH, para sopir juga masih harus merogoh kantong pribadi untuk membayar pungutan liar yang banyak di TPST Bantar Gebang. Antara lain untuk timbangan Rp 2.000, security timbangan Rp 5.000. Kemudian terkadang dengan alasan untuk alat berat seperti beko sering diminta oleh oknum tersebut Rp 5.000.
"Gaji saya sebulan hanya UMP DKI. Untuk itu saya dan rekan-rekan meminta agar uang operasional tol tersebut segera dicairkan. Sebab, kalau terus pakai uang pribadi bisa tekor saya," keluhnya.
Kasudin Kebersihan Jakarta Utara, Slamet Riyadi saat dikonfirmasi tidak menampik kalau uang operasional pembayaran tol dari Januari-Juni 2016 belum dicairkan.
"Memang uang tersebut sampai saat ini selama enam bulan belum cair," ungkapnya.
Menurut Slamet, belum dicairnya uang tersebut dikarenakan tahun ini adanya kenaikan pembayaran uang tol Rp 500 rupiah. Sedangkan untuk anggaran uang operasional tol truk sampah di Jakarta Utara yang berjumlah 250 truk, tahun 2015 dianggarkan Rp 500 juta rupiah.
"Kami masih menghitung kembali apakah anggaran Rp 500 juta tersebut cukup untuk membayar uang tol selama satu tahun dampak dari kenaikan pembayaran uang tol tahun ini Rp 500 rupiah," terang Slamet.
Dan, bila ternyata total anggaran tersebut ternyata tidak cukup, maka pihaknya ucap Slamet akan kembali mengusulkan dana tambahan dalam anggaran perubahan tahun ini. Hingga bila sudah cukup maka akan segera dicairkan dana tersebut.
"Untuk itu saya meminta agar para sopir untuk bersabar karena kami sedang menghitung kembali anggaran yang ada, hingga nantinya bebar-benar sesuai dan tidak bermasalah," tandas Slamet.