Rabu, 02 Juli 2014 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Erikyanri Maulana 4248
(Foto: doc)
Dengan jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 1,2 juta jiwa, wilayah Jakarta Utara termasuk dalam kategori rawan kebakaran. Buktinya, sepanjang Januari hingga Juni tahun ini saja sudah terjadi 68 kasus kebakaran dengan kerugian mencapai 17,3 miliar lebih.
Sayangnya, kondisi seperti itu di Jakarta Utara belum diimbangi dengan jumlah personel pemadam kebakaran (Damkar) yang masih belum memadai.
Saat ini, untuk menanggulangi kasus kebakaran di enam Kecamatan se-Jakarta utara, hanya ada sekitar 400 personel dengan jumlah mobil pemadam sekitar 70 unit. Padahal, idealnya dibutuhkan sebanyak 1.500 personel.
Kepala Seksi Operasional (Kasiop) Sudin Damkar dan Penanggulangan Bencana (Damkar dan PB) Jakarta Utara, Muchtar Zakaria mengatakan, di Jakarta Utara, sedikitnya terdapat empat titik rawan kebakaran. Yakni di Muara Baru dan Kapukmuara di Kecamatan Penjaringan. Kalibaru, Cilincing serta Tanah Merah Plumpang di Kecamatan Koja.
"Kebkaran banyak terjadi di pemukiman padat penduduk. Rumah-rumahnya juga kebanyakan semi permanen," ujar Muchtar Zakaria, Rabu (2/7).
Untuk menangani kebakaran yang terjadi selama ini, sebanyak 400 personel dengan kekuatan 70 mobil pemadam dimiliki Sudin Damkar dan PB Jakarta Utara. Namun diakui Muchtar, jumlah personel itu masih dirasa kurang. Sebab, idealnya di setiap unit mobil damkar yang operasi terdapat enam personel.
"Saat ini untuk menangani kebakaran satu mobil paling 3-4 orang, bahkan kadang cuma sopir saja yang datang bawa persediaan air. Padahal idealnya satu unit itu 6 petugas, ya secara keseluruhan idealnya personil kita 1.500, saat ini baru 400 personel," tandasnya.
Untuk itu, Muchtar berharap ke depan akan ada penambahan jumlah personel. Sebab, dengan peningkatan personil akan semakin meningkatkan penanganan kasus kebakaran yang terjadi.