Rabu, 08 Juni 2016 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Rio Sandiputra 3403
(Foto: Reza Hapiz)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menegaskan banjir rob bukan karena reklamasi yang dilakukan. Melainkan karena gaya tarik bulan yang biasanya terjadi secara berkala.
"Kalau air laut pasang karena reklamasi, terus air surut karena apa? Ada yang gali tanah di laut? Kalau kamu pakai teori itu berarti kayak kolam aquarium, berati kamu masukin tanah airnya naik. Gimana supaya air akuarium turun tanahnya dikeruk?," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (8/6).
Basuki meninta agar masyarakat bisa lebih memahami yang sedang terjadi. Karena secara berkala akan terjadi air pasang karena gaya gravitasi bulan. "Saya mau tegaskan masyarakat jangan mau dibodohi. Pasang surut itu karena gaya tarik bulan, gravitasi," ujarnya.
Meningkatnya jumlah air laut ini, juga dikarenakan pemanasan global. Hal itu menyebabkan banyak air dalam bentuk es mencair.
"Lalu air muka laut tambah banyak, karena air dalam bentuk es berkurang, karena pemanasan global. Jadi posisi di muka bumi ini lebih banyak airnya. Jadi kalau pasang lebih tinggi, itu ditambah kami menyedot air tanah," ucapnya.
Basuki menambahkan, dalam jangka beberapa tahun ke depan, aliran sungai di Ibukota tidak lagi bisa mengalir ke laut. Karena muka tanah terus turun, sehingga daratan berada dibawah muka air laut.
"Kalau gini terus, bukan saya yang ngomong tapi para ahli bilang suatu hari 13 sungai di Jakarta nggak lagi keluar ke laut. Karena nggak pasang pun air lebih tinggi," tandasnya.