Senin, 30 Mei 2016 Reporter: Nurito Editor: Nani Suherni 16046
(Foto: Nurito)
Kehadiran aplikasi Qlue, sangat dirasakan oleh warga dalam pembangunan di lingkungannya. Terutama dalam penanganan sampah, pedagang kaki lima (PKL) dan saluran air. Melalui aplikasi Qlue warga dapat mengeluhkan keberadaan lingkungan yang akan direspons langsung instansi terkait.
Yulius Yance Feriga (53), warga RW 01 Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur mengaku bangga dengan adanya aplikasi Qlue. Menurutnya, beberapa masalah yang tidak termonitor langsung gubernur, bisa dilaporkan ke Qlue.
"Setiap ada masalah kita bisa laporan di Qlue ke pemerintah dan direspons
gubernur, wali kota, camat hingga lurah," kata Yance, Senin (30/5).Ia menceritakan, laporan soal sampah dan saluran tersumbat di RT 01, 02 dan 03 RW 01 Cililtan. Warga melaporkan melalui Qlue dan langsung direspon kelurahan setempat. Petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) bersama lurah setempat langsung bergerak cepat.
"Coba zaman dulu, aspirasi warga tersumbat, banyak persoalan lingkungan tidak ditangani. Karena wadah aspirasi nyaris tak memadai," ujarnya.
Sementara, Lurah Cililitan, Sabdo Kurnianto saat dikonfirmasi mengatakan, setiap laporan yang masuk Qlue memang selalu diresponnya. Dalam sehari wilayahnya rata-rata mendapatkan laporan di Qlue sekitar 30 laporan. Mayoritas soal PKL yang biasa mangkal di perempatan PGC, di Jalan Dewi Sartika maupun Jalan Mayjen Sutoyo dan Jalan Raya Bogor.
"Semua laporan yang masuk Qlue, selalu ditindaklanjuti setiap hari. Kecuali yang menyangkut teknis maka dilaporkan ke unit terkait," tandasnya.
Seperti halnya kemacetan lalu lintas di perempatan PGC, pihaknya berkoordinasi ke Sudin Perhubungan dan Transportasi Jakarta Timur, jalan rusak dikoordinasikan ke Sudin Bina Marga dan sebagainya. Namun jika masih bisa diatasi kelurahan pihaknya mengerahkan PPSU untuk mengatasinya.