Minggu, 29 Mei 2016 Reporter: Folmer Editor: Budhi Firmansyah Surapati 4344
(Foto: Folmer)
Ratusan pesilat berbagai perguruan pencak silat asli betawi di DKI Jakarta memadati halaman Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Bulungan. Perwakilan puluhan perguruan pencak silat asli betawi yang masih aktif di lima wilayah DKI Jakarta, hadir dalam rangka memeriahkan Milad keenam perguruan silat Beksi Merah.
Para pesilat yang hadir menampilkan berbagai atraksi seni bela diri asli betawi khas perguruan masing-masing. Dalam acara ini, turut hadir Guru besar Beksi, Lie Gie Tong.
Ketua Panitia Milad keenam Beksi Merah, Hamdi mengatakan, silat beksi merupakan pencak silat asli betawi yang hingga saat ini masih dilestarikan oleh generasi muda. Sesuai tradisi, setiap milad perguruannya mengundang perguruan lain di Jakarta.
"Sudah menjadi tradisi, jika digelar acara seperti ini, perwakilan dari perguruan silat betawi hadir untuk bersilahturahmi sekaligus mendekatkan diri antar pencak silat.
Ini salah satu bentuk pelestarian budaya betawi ," ujarnya, Minggu (29/5).Sementara Guru Besar Beksi, Lie Gie Tong meminta pesilat untuk terus mengasah kemampuan masing0-masing. Selain itu, Ia meminta seni beladiri beksi bisa dilestarikan kepada generasi muda.
"Belajar terus dan jangan pernah putus asa untuk belajar beladiri beksi. Seni beladiri ini harus diturunkan ke anak cucu kita," ujar pria yang saat ini sudah berusia 90 tahun lebih.
Sekadar diketahui pencak silat beksi berawal dari seni beladiri yang dibawa oleh Lie Ceng Oek, seorang pendekar dari Negeri Tiongkok bagian utara.
Beliau diakui bersama sebagai guru besar yang pertama di Indonesia tepatnya di wilayah Tangerang dan Jakarta yang daerahnya dihuni oleh komunitas masyarakat etnis Betawi. Di Tanah Betawi,ilmu beladiri ini diturunkan ke anaknya Lie Tong San, dan cucunya, Lie Gie Tong. Selain itu, Lie Ceng Oek juga menurunkan ilmu kepada muridnya yang bernama Ki Marhali dan H. Ghozali hingga H. Hasbullah.