Selasa, 24 Juni 2014 Reporter: Rio Sandiputra Editor: Lopi Kasim 4783
(Foto: doc)
Agar mendapatkan ketenangan untuk memberikan keterangan kepada petugas yang berwenang pasca tewasnya siswa kelas X SMAN Jakarta, Arfiand Caesar Al Irhami (16), yang diduga dianiaya seniornya beberapa waktu lalu, Dinas Pendidikan DKI Jakarta menonaktifkan dua orang guru pembimbing di sekolah tersebut.
"Ada 2 orang guru pembimbing dibebastugaskan sementara. Mulai hari ini, suratnya sudah dikirim," ujar Lasro Marbun, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Selasa (24/6).
Menurut Marbun, langkah tersebut diambil untuk memberikan kesempatan kepada kedua orang guru tersebut untuk mendapatkan ketenangan. Sehingga nantinya bisa memberikan keterangan dengan baik kepada pihak berwenang. "Itu agar mereka punya waktu untuk merenung supaya pikirannya jernih. Nantinya bisa mengungkapkan fakta yang sebenar-benarnya," ucapnya.
Guna mendapatkan kesimpulan yang konfrehensif, kata Lasro, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan pihak kepolisian untuk mengumpulkan berkoordinasi dan mengumpulkan data.
"Kita sudah ketemu polisi dan memanggil pihak sekolah untuk minta keterangan agar dapat data yang komprehensif terkait kejadian. Dan ini untuk mengetahui siapa yang sesungguhnya bertanggung jawab," jelasnya.
Sementara Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Indra Siregar, mengatakan, pihaknya telah mendapatkan titik terang mengenai penetapan tersangka tewasnya Arfiand. "Saat ini telah bertambah saksinya satu menjadi 29 saksi terkait dengan kasus tewasnya. Kami menduga kematian adalah kekerasan," katanya.