Jumat, 20 Mei 2016 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Rio Sandiputra 4547
(Foto: Reza Hapiz)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama memiliki pandangan tersendiri terhadap peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Dalam memperjuangkan Negara Republik Kesatuan Indonesia (NKRI) ini tidak masalah selalu jatuh bangun, karena semua adalah proses.
"Memperjuangkan NKRI ini, wujudkan keadilan sosial kita bisa jatuh. Jatuh tujuh kali, bangkit tujuh kali. Jadi kita bisa jatuh bangun," kata Basuki usai menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-108, di IRTI Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/5).
Namun, lanjut Basuki, jatuh bangun yang dialami grafiknya harus naik. Sehingga tetap ada kemajuan terhadap tindakan yang diambil. "Kita bisa naik-jatuh-naik-jatuh tidak apa-apa tapi grafiknya ini harus ke atas. Jadi bukan plus minus. Nah ini prinsip, dalam hal mewujudkan keadilan sosial, memberantas korupsi, dan pelayanan," katanya.
Sementara untuk Jakarta sendiri, Basuki akan berusaha mengentaskan kemiskinan. Caranya dengan merelokasi warga yang tinggal di daerah kumuh ke rumah susun (rusun).
Basuki menilai banyak oknum yang memanfaatkan warga untuk memanfaatkan tanah negara dengan bangunan yang tidak layak. Salah satunya yang berada di bantaran Sungai Ciliwung.
"Yang p
enting di Jakarta saat ini bagaimana kami dengan Polda dan TNI melepaskan orang miskin dari cengekraman penjahat yang memaksa mereka tinggal di rumah yang tidak layak. Mereka dimanfaatkan untuk menduduki tanah negara," tandasnya.