Rabu, 04 Mei 2016 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Rio Sandiputra 10357
(Foto: Reza Hapiz)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan plaza yang akan dibangun di Masjid Luar Batang seperti alun-alun, bukan dalam bentuk mal. Karena sebelumnya kawasan tersebut juga belum ada rumah penduduk.
"Plaza itu cuma istilah. Bahasa kita itu mungkin alun-alun ya, lapangan terbuka, selasar gitu tapi tanpa bangunan," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (4/5).
Basuki mencontohkan alun-alun yang dibangun seperti di Museum Fatahillah. Sehingga warga bisa lebih leluasa saat berkunjung ke Masjid Luar Batang. Mengingat kawasan tersebut akan dijadikan wisata religi.
"Kayak lapangan di Fatahillah. Depannya kan lapangan terbuka tuh. Kasih batu-batu alam. Jadi alun-alun yang besar," ujarnya.
Konsep yang digunakan untuk kawasan tersebut yakni Heksagonal Pasar. Nantinya beberapa kawasan akan saling terhubung, mulai dari pasar, Pelabuhan Sunda Kelapa, serta Masjid Luar Batang.
"Waktu dulu sejarahnya, saat mendarat kan membangun Masjid Luar batang, waktu itu belum ada tempat tinggal, itu kan memang gudangnya VOC. Jadi kamu bisa bayangin ada masjid begitu besar, ada alun-alun yang begitu lebar terus ada pasar heksagonal," tuturnya.
Nantinya pedagang kaki lima (PKL) juga akan diberikan tempat untuk berjualan. Mereka akan diperiksa oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Sehingga makanan yang dijual tidak berbahaya.
Sebagai penunjang kolong tol di sekitar kawasan tersebut juga akan ditertibkan. Lahan yang ada akan digunakan untuk lahan parkir pengunjung.
"Terus kami juga mau kerjasama dengan Kodam, bereskan parkir kolong Tol Tongkol itu ada satu bangunan tua juga. Trotoarnya dilebarkan jadi dari Luar Batang jalan kaki ke Kota Tua itu nggak berasa capek," tandasnya.