Rabu, 18 Juni 2014 Reporter: Andry Editor: Dunih 5318
(Foto: Andry)
Operasi terpadu yang digencarkan petugas gabungan dari Suku Dinas Perhubungan (Sudinhub) dan Polres Jakarta Pusat di kawasan pasar dan Stasiun Tanah Abang, tidak membuat sopir angkutan kota (angkot) 08 jurusan Tanah Abang-Kota, dan pengojek pergi dari kawasan tersebut. Keberadaan mereka yang semakin hari semakin banyak membuat pintu masuk Stasiun Tanah Abang, tepatnya di ruas Jalan Jati Baru terlihat semrawut. Bahkan, separuh badan jalan di pintu keluar stasiun pun kini telah penuh dengan keberadaan angkutan rakyat tersebut.
Akibat keberadaan mereka, arus lalulintas di depan pintu masuk dan pintu keluar Stasiun Tanah Abang macet total. Ironisnya, para personel Sudinhub Jakarta Pusat yang bertugas di lapangan seolah tak berani melakukan penindakan.
Kasudin Perhubungan Jakarta Pusat, Syamsuddin mengaku, sopir angkot 08 yang memarkirkan kendaraan di depan Stasiun Tanah Abang telah diberikan sanksi tilang. Sementara puluhan pengojek yang memenuhi bahu jalan dikenakan sanksi gembos ban.
"Para pengojek di pintu keluar stasiun, sudah pernah kita cabut pentil. Kita tidak bisa kenakan sanksi tilang karena itu kewenangan polisi," ujarnya, Rabu (18/6).
Menurutnya, operasi terpadu di kawasan Pasar Tanah Abang masih berjalan sampai 30 Juni mendatang. Karena itu, dalam penertiban berikutnya pihaknya akan menyisir kawasan Blok G, Blok A, Blok B hingga stasiun.
"Operasi terpadu masih berjalan sampai tanggal 30 Juni. Pengojek dan sopir angkot 08 di depan stasiun juga jadi sasaran kami, cuma begitu kita razia ke situ, mereka sepi, tapi begitu ditinggal datang lagi," ucapnya.
Syamsuddin membantah jika pihaknya dikatakan lemah mengawasi pengojek maupun sopir angkot di depan Stasiun Tanah Abang. Sebab, setiap harinya, tiga orang personelnya selalu ditugaskan mengawasi pengojek dan sopir angkot di kawasan itu secara bergantian. Pihaknya juga mengaku tidak takut menertibkan pengojek tersebut, meskipun rata-rata mereka adalah warga sekitar Tanah Abang.
"Di situ kita tempatkan tiga personel bergantian. Kalau dibilang kosong, mungkin mereka sedang istirahat makan. Kalau pengojek tertangkap tangan di situ, kita cabut pentil. Kalau tilang urusan polisi," tandasnya.