Rabu, 18 Juni 2014 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Agustian Anas 4824
(Foto: doc)
Kota Jakarta selalu menjadi surga bagi para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) untuk mengais rezeki saat bulan Ramadhan. Mereka beroperasi di sejumlah ruas jalan, tempat ibadah, dan perkantoran mengharap belas kasihan dari warga Jakarta.
Untuk mempersempit ruang gerak para pengemis, gelandangan, anak jalanan, dan pengamen tersebut, Dinas Sosial DKI akan menggelar operasi simpatik dengan menerjunkan 160 petugas Pelayanan Pengawasan Pengendalian Sosial (P3S) dibantu petugas Satpol PP DKI.
Operasi akan dipusatkan di 15 titik rawan PMKS di ibu kota seperti di perempatan Coca Cola, Senen, Galur, Kelapa Gading, Pramuka, Matraman, Taman Mini Indonesia Indah, Pasar Rebo, Trakindo, Fatmawati, Pejaten, Pancoran, Mampang Kuningan, Tugu Pemuda, dan Slipi.
“Mereka akan menjangkau para PMKS, dan membawa ke panti sosial kami untuk menjadi warga binaan," ujar Prayitno, Kepala Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial Dinas Sosial DKI Jakarta, Rabu (18/6).
PMKS yang terjaring selama operasi, kata Prayitno, dipastikan akan berlebaran di panti sosial. Hal ini dilakukan untuk memberikan efek jera kepada para PMKS yang terus saja membandel.
Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Masrokhan mengatakan, dengan kebijakan ini diharapkan PMKS akan berpikir ulang untuk mencari rezeki di Jakarta saat bulan Ramadhan. "Sanksi ini kita berikan agar mereka jera dan tidak lagi datang ke Jakarta saat Ramadhan tiba," katanya.
Menurut Masrokhan, PMKS yang terjaring razia akan dipulangkan pada H+12 Lebaran. Sebelum dipulangkan, terlebih dahulu mereka akan dibina di panti sosial Dinas Sosial DKI. Mereka juga diberikan pelatihan agar bisa membuka usaha di kampung halaman dan tidak kembali ke jalanan lagi.
Diakui Masrokhan, saat memasuki bulan suci Ramadhan jumlah PMKS di Jakarta meningkat 20-25 persen dari hari biasanya. Jika pada hari biasa, jumlah PMKS yang berkeliaran di jalan Jakarta mencapai 4.045 orang, saat puasa meningkat menjadi sekitar 4.500 orang.