20 Tahun Warga Kampung Apung Kekurangan Air Bersih

Kamis, 12 Juni 2014 Reporter: Hendi Kusuma Editor: Widodo Bogiarto 5942

Penggunaan Air Tanah Marak di Jakut

(Foto: doc)

Kampung Apung, Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat menjadi salah satu contoh dari sekian banyak perkampungan kumuh di ibu kota Jakarta.Padahal, wilayah ini pernah meraih predikat sebagai kampung paling rapi, bersih, dan indah se-Jakarta Barat pada 1980-an. Tetapi, kini daerah tersebut menjadi kumuh yang selama 20 tahun terakhir selalu kekurangan air bersih. Warga meminta supaya Pemprov DKI membenahi penyaluran air bersih di lingkungan mereka. 

"Kita sudah kekurangan air bersih sejak tahun 1995 sampai saat ini, bahkan pipa dari PAM juga belum tersedia, jika ingin pasang kita harus bayar Rp 1 juta" keluh Nurahman.

Salah seorang warga Kampung Apung RT 10/01, Sri Lestari (43) mengaku, selama 20 tahun dirinya selalu membeli air bersih yang dijajakan pedagang air keliling untuk kebutuhan rumah tangganya. Pasalnya, kualitas air tanah di lingkungannya sangat buruk lantaran telah tercemar limbah dan timbunan sampah. Apalagi tempat tinggalnya sekarang dahulu merupakan bekas rawa yang kemudian diuruk untuk pemukiman. 

"Kami berharap soal air bersih lebih diperhatikan. Soalnya banyak warga Kampung Apung susah cari air bersih. Malah mesti beli setiap hari,"  keluh Sri, Kamis (12/6).

Selain itu, lingkungan RT 10/01 juga belum memiliki saluran pembuangan air limbah rumah tangga yang memadai. Sehingga limbah hasil rumah tangga langsung menyerap kedalam tanah. "Saya berharap Pemprov DKI bersedia mamasang pipa saluran air di wilayah kami secara cuma-cuma, karena biaya pemasangan pipa air PAM cukup mahal, sekitar Rp 1 juta" ujar Sri.

Senada dengan Sri, Nurahman (53) warga asli Kampung Apung, juga mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya keterbatasaan air bersih dilingkungan sudah terjadi sejak tahun 1995. Diakuinya, lingkungan sekitar Kampung Apung saat ini sudah rusak. Sebab telah terjadi pengurukan dan penimbunan sampah pada tahun 2005 hingga 2009 lalu. Karena dulunya, Kampung Apung akan dijadikan tempat pembuangan sampah akhir (TPA) untuk wilayah Jakarta Barat, namun kandas.

"Kampung ini dulunya ingin dijadikan TPA tapi gagal. Kini tinggal timbunan sampah yang telah bercampur dengan tanah, sehingga kualitas air tanah sangat buruk" jelas Nurahman.

Menurutnya, warga sudah bosan dengan janji-janji sejak Jakarta dipimpin Gubernur Surjadi Soedirja hingga kini Gubernur Joko Widodo. ”Hingga kini penderitaan kampung kami belum berakhir. Kami berharap siapa saja yang memimpin Jakarta dapat mengembalikan kondisi kampung seperti semula,” tuturnya.

BERITA TERKAIT
Warga Kampung Sawah Memanfaatkan air Hujan Untuk Kebutuhan sehari-hari.

Warga Kampung Sawah Kesulitan Air Bersih

Selasa, 03 Juni 2014 7118

Palyja kembali Putuskan Sambungan Air Ilegal di Wilayah Jakarta Utara

Pencurian Air Bersih Marak di Muara Angke

Kamis, 05 Juni 2014 3756

Penggunaan Air Tanah Marak di Jakut

Penggunaan Air Tanah Marak di Jakut

Senin, 09 Juni 2014 4821

aetra air minum

Palyja Putus Sambungan Air Ilegal

Jumat, 23 Mei 2014 3869

Ganti Rugi Diberikan, Warga Otista III Masih Protes Proyek Sodetan

Warga Keluhkan Proyek Sodetan Ciliwung

Rabu, 04 Juni 2014 4228

BERITA POPULER
Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusunawa Marunda

Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusun Marunda

Jumat, 21 Juni 2024 468519

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Kamis, 19 Oktober 2017 307256

90 Sanggar Betawi Belum Punya Badan Hukum

90 Sanggar Betawi Belum Punya Badan Hukum

Jumat, 10 Juli 2015 285067

 Libur Natal, 36.871 Pengunjung Padati TMII

TMII Dipadati Pengunjung

Jumat, 25 Desember 2015 283964

 4500 Warga Ramaikan Karnaval KBT

Karnaval KBT Dipadati Ribuan Warga

Minggu, 30 Agustus 2015 282638

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks