Senin, 21 Maret 2016 Reporter: Nurito Editor: Andry 6668
(Foto: Nurito)
Gedung SDN Pondok Bambu 11 Pagi, di Jalan Raya Pahlawan Revolusi, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur berkondisi rusak parah. Ironisnya, meski sudah empat tahun rusak, gedung sekolah yang masih digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) tersebut belum sama sekali diperbaiki.
Pantauan Beritajakarta.com, di gedung sekolah ini hampir seluruh kusen jendela dan pintu sudah dimakan rayap. Atap ruang kelas banyak bocor dan bahkan satu ruang kelas yakni kelas 3, terpaksa tidak bisa digunakan KBM lagi karena atapnya sudah berlubang.
Ruang kelas itu pun akhirnya digunakan sebagai gudang. Kondisi memprihatinkan juga terlhat di ruang kelas 4 yang tidak memilik pintu. Di ruang kelas lainnya, siswa terpaksa harus menggeser meja untuk menghindari tetesan air hujan dari atap yang bocor.
Mariyanto (40), salah seorang penjaga sekolah mengatakan, kerusakan gedung SDN Pondok Bambu 11 Pagi ini sudah terjadi sejak empat tahun silam. Namun hingga kini belum ada tanda-tanda akan dilakukan perbaikan.
"Belum ada perbaikan dan gedung masih untuk KBM seperti saat ini," katanya saat ditemui di lokasi, Senin (21/3).
Menurutnya, kerusakan di gedung ini hampir terjadi di seluruh ruang kelas. Adapun jumlah kelas di sekolah berlantai dua ini sebanyak 14 ruangan ditambah dua ruangan guru. Gedung sekolah itu sendiri dibangun sejak 1978.
My (10), salah seorang siswi mengaku resah dengan kondisi sekolahnya yang nyaris ambruk. Setiap hujan deras ruang kelasnya kerap bocor.
"Kalau musim hujan semua jadi terganggu. Atap kelasnya bocor dan air suka menggenang di lantai. Kami berharap sekolah ini segera direnovasi agar nyaman untuk KBM," pintanya.
Saat dikonfirmasi, Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur Wilayah 1, Ari Budiman mengaku belum bisa melakukan renovasi gedung SDN Pondok Bambu 11 pagi karena keterbatasan anggaran. Di wilayah kerjanya, tercatat ada 387 gedung sekolah yang renovasinya harus dipilih berdasarkan skala prioritas.
"Kita akan usulkan renovasi berat tahun 2017. Selama ini tidak direnovasi karena kami harus gunakan skala prioritas, mendahulukan sekolah yang kerusakannya lebih parah," tandasnya.