Senin, 09 Juni 2014 Reporter: Jhon Syah Putra Kaban Editor: Dunih 3699
(Foto: Jhon Syah Putra Kaban)
Tepat 20 Desember 2012 pasangan Walikota Jakarta Timur, HR Krisdianto, dan wakilnya, Husein Murad, dilantik oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Joko Widodo. Kala itu, Jokowi melantiknya di RT 07/05 Pulo Jahe, Cakung, Jakarta Timur, yang merupakan tempat kumuh dan banyak sampah. Sudah satu setengah tahun lalu peristiwa itu berlalu, namun hingga kini tempat tersebut tak juga berubah sesuai harapan Jokowi yang menginginkan adanya pembenahan kawasan tersebut.
H Marullah (58) warga setempat mengatakan, banyaknya sampah di wilayah tersebut, karena sampah jarang diangkut. Kondisi ini berbanding terbalik dengan janji Walikota Jakarta Timur saat dilantik oleh Gubernur DKI, di mana salah satu tugas mereka adalah membenahi sarana pemukiman warga serta menghilangkan kesan kumuh di lokasi pelantikan.
“Dari zaman walikota belum dilantik hingga setelah dilantik tidak ada perubahan, sampah selalu menumpuk. Warga hanya bisa membakar demi mengurangi tumpukan sampah di lokasi,” katanya, Senin (9/6)
Bahkan, lanjutnya, janji walikota untuk memperbaiki saluran air (got) di wilayah tersebut hingga kini juga belum terealisasi. “Dari dulu petugas cuma ukur-ukur saja, tapi realitanya pengerjaan tidak pernah ada,” katanya.
H Marullah menambahkan, kekecewaan juga dirasakan warga yang telah dijanjikan akan diberikan alat pengelolaan sampah. Tapi hingga kini juga belum terealisasi. “Katanya mau diberikan alat pengolah sampah, tapi entah kapan?” tanyanya.
Namun, Wakil Walikota Jakarta Timur, Huse
in Murad, menampik adanya keluhan warga terkait banyaknya sampah di bekas lokasi pelantikan dirinya. Bahkan dirinya menuding warga hanya asal-asalan dalam membuat laporan.“Bukan di lokasi itu kali. Itu bisa-bisanya warga,” sangkalnya.