Sabtu, 07 Juni 2014 Reporter: Jhon Syah Putra Kaban Editor: Erikyanri Maulana 13823
(Foto: doc)
Minimnya lahan pertanian yang tersedia, tidak lantas membuat warga yang bermukim di wilayah Jakarta Timur berhenti bercocok tanam. Buktinya, warga kini justru memiliki program mengembangkan hasil pertanian melalui budidaya jamur tiram.
Saat ini, di Jakarta Timur sudah terdapat dua kelompok tani di Kramatjati dan Bambu Apus yang membudidayakan jamur tiram. "Ke depan jumlahnya pasti bertambah. Yang paling de
kat juga akan ada kelompok petani yang membudidayakan jamur tiram ini di Matraman dan Cipayung," ujar Bambang Wisanggeni, Kepala Sudin Pertanian dan Kehutan Jakarta Timur, Sabtu (7/6).Dikatakan Bambang, wilayah Matraman dan Cipayung memiliki iklim yang cocok untuk pengembangan budidaya jamur tiram. Untuk mengembangkan budidaya jamur tiram, kata Bambang, pihaknya membuat rumah jamur dengan ukuran 5x8 meter dengan kapasitas mencapai 300 kilogram.
Secara ekonomi, kata Bambang, budidaya jamur tiram cukup menjajikan. Ditambah dengan perimintaan akan jamur tiram yang terus meningkat belakangan ini. "Jamur Tiram itu dapat di panen setiap hari. Harganya bisa mencapai Rp 9 - 12 ribu perkilogram,” kataya.
Ditambahkan Bambang, jika masyarakat ingin mengembangkan budi daya jamur tiram, bisa diusulkan melalui musrenbang ataupun ke Sudin Pertanian dan Kehutanan Jakarta Timur.