Rabu, 27 Januari 2016 Reporter: TP Moan Simanjuntak Editor: Budhi Firmansyah Surapati 4113
(Foto: TP Moan Simanjuntak)
Korban kebakaran RW 05, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, enggan menempati tenda pengungsian. Kebanyakan diantara lebih memilih bertahan di kolong rel kereta api, di kawasan Pecah Kulit, RW 05, Ancol.
Pantauan Beritajakarta.com, di dua lokasi penampungan korban kebakaran, Stasiun Kampung Bandan dan Kampung Baru RW 04, Ancol, terlihat sepi pengungsi. Seperti di penampungan Kampung Baru, dari tiga tenda yang disediakan, hanya ditempati sebanyak 112 jiwa. Padahal, kebakaran yang terjadi Selasa (26/1) kemarin, menyebabkan sekitar 700 Kepala Keluarga dengan total 1.500 jiwa kehilangan tempat tinggal.
Agus Suroso (40) salah korban kebakaran yang tinggal di tenda pengungsian mengatakan, banyak diantara korban lebih memilih tinggal di kolong rel kereta api yang tidak jauh dari lokasi kebakaran. Sedangkan ia bersama istri dan lima anaknya lebih memilih tinggal di tenda karena kebakaran meludeskan seluruh harta benda.
"Jadi yang ngungsi di sini hartanya ludes hingga tidak ada yang perlu dijaga. Sedangkan warga lainnya tinggal di kawasan pecah kulit, karena selain lebih dekat juga untuk menjaga harta bendanya," ujar Agus, Rabu (27/1).
Salah seorang petugas Posko Pengungsian Kampung Baru, Septian Pribadi (22), membenarkan kondisi tenda pengungsian kosong sejak kemarin. Hingga Rabu (27/1) pagi, hanya terdata sebanyak 112 jiwa menempati tiga tenda pengungsian yang disediakan.
"Sepinya tenda pengungsian karena korban memilih untuk tinggal di kawasan Pecah Kulit. Tapi, secara perlahan pengungsi sudah banyak yang datang ke tenda," tandasnya.