Senin, 25 Januari 2016 Reporter: Nurito Editor: Nani Suherni 5220
(Foto: Nurito)
Siswa kelas 6 SDN Susukan 08 Pagi, Nanda (13) tetap was-was selama kegiatan belajar mengajar (KBM). Nandan menceritakan, sejak masuk tahun 2010 lalu, hingga kini tidak pernah ada perbaikan di sekolahnya.
Setiap hujan deras, Ia bersama temannya harus cepat memindahkan meja belajar mengindari tetesan air. Bahkan pihak sekolah juga menyiapkan minimal tiga ember plastik untuk menampung air hujan yang masuk melalui celah-celah atap bangunan.
“Sejak saya masuk kelas satu, sekolah ini memang sudah rusak. Sekarang saya kelas 6, bangunannnya makin parah dan rawan ambruk. Saya ingin gedung sekolah seperti di tempat lain, bertingkat dan kokoh, jadi belajarnya aman, tidak takut tertimpa genting,” ujar Nanda, kepada Beritajakarta.com, Senin (25/1).
Nanda juga mengeluhkan kenyamanan dan keamanan selama di ruang kelas. Apalagi saat hujan deras disertai angin kencang, Nanda dengan 74 siswa kelas 6 lainya harus waspada.
Kepala SDN Susukan 08 Pagi, Sumartini mengakui, air kerap masuk melalui celah-celah plafon ruang kelas. Bahkan Ia harus menopang langit-langit ruang kelas menggunakan bambu dan balok, agar tidak ambruk ke lantai.
“Minggu lalu di ruang kelas 2B atapnya ambruk. Untungnya siswa sudah kita ungsikan ke sekolah lain. Jika tidak, tentu keselamatan mereka jadi terancam,”
tandasnya.