Selasa, 19 Januari 2016 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Rio Sandiputra 6339
(Foto: Yopie Oscar)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan mengubah trase untuk Light Rail Transit (LRT). Ini dilakukan agar proyek LRT tidak mengganggu pembangunan Mass Rapit Transit (MRT).
"Trase MRT nggak berubah, LRT yang ngalah. Kereta cepat dan MRT yang diutamakan," ujar Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (19/1).
Menurut Basuki, keterlambatan pembangunan MRT hingga 28 tahun, membuat adanya tumpang tindih trase. Setidaknya ada sembilan stasiun yang saling bersinggungan pada kedua moda transportasi berbasis rel tersebut. Sebab, LRT dibangun bertujuan menjadi feeder untuk MRT.
"Waktu membuat trase LRT itu mereka menganggap, MRT kan terlambat, jadi duluan. Tapi nggak bisa dong, MRT kan mau angkut orang dari Balaraja-Cikarang. Jadi sebenernya idealnya bangun MRT dulu," katanya.
Sehingga, lanjut Basuki, trase untuk LRT harus dibuat ulang. Agar tidak lagi tumpang tindih antara keduanya. Rencananya, trase untuk LRT akan diperpendek.
"Ini masalah MRT telat saja. Nah kalau terlambat, ngalah saja trase digambar ulang berarti, nanti LRT sampai di Pulomas saja, tapi kan pendek," tandas Basuki.