Senin, 18 Januari 2016 Reporter: Suparni Editor: Nani Suherni 4006
(Foto: doc)
Perubahan cuaca secara ekstrem yang sering terjadi di Kepulauan Seribu diduga karena reklamasi dan pembangunan tanpa kelengkapan kajian Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL).
Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, Tiurmaida Hutapea mengatakan, dampak yang paling mudah dirasakan dan dilihat secara langsung adalah terjadinya cuaca ekstrem.
"Kenaikan muka air laut, perubahan suhu permukaan air laut dan perubahan keasaman air laut," ujarnya, Senin (18/1).
Ia menjelaskan, pulau merupakan habitat terumbu karang, jika pulau diuruk akan mematikan ekosistem serta penyerapan air hujan menjadi lambat. Masalah tersebut menyakibatkan permukaan air laut kenaikan.
"Dampak yang paling ekstrem adalah, berkurangnya luas daratan dan hilangnya pulau-pulau kecil, untuk itu jangan mudah memberikan iz
in reklamasi tanpa Amdal yang jelas," tandasnya.