Selasa, 05 Januari 2016 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Lopi Kasim 7164
(Foto: doc)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama memastikan tidak ada penyesuaian tarif angkutan umum di Ibukota karena turunnya harga bahan bakar minyak (BBM).
Warga pun diminta untuk naik angkutan umum. Hal itu karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memberikan subsidi angkutan umum melalui PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).
"Dengan adanya subsidi kami yakin mau naik turun BBM nggak ada urusan. Makanya kalau kalian mau nikmati subsidi ya naik kendaraan umum bukan naik motor," kata Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (5/1).
Untuk itu, Basuki terus mengajak pengusaha angkutan umum untuk bergabung dengan Transjakarta. Sehingga bisa dilakukan pembayaran dengan sistem rupiah per kilometer. Dengan sistem itu, tarif angkutan umum akan disamakan yakni sebesar Rp 3.500 per penumpang.
"Justru itu Rp 3.500 kan sudah murah banget. Makanya kenapa saya ingin bayar rupiah per kilometer, ini kan sementara minyak turun. Kalau naik lagi gimana," kata Basuki.
Menurutnya, terus dilakukan penyesuian angkutan umum dengan harga BBM akan membuat bingung masyarakat. Sebab masyarakat butuh kepastian, yang berdampak pada harga berbagai komoditi. "Tiap kali naik harus menyesuaikan harga tiket, sedangkan masyarakat ingin kepastian," ucapnya.
Bahkan, jika diperbolehkan Basuki ingin tak ada BBM bersubsidi di Ibukota. Dengan demikian, masyarakat memiliki kepastian. "Malahan kalau boleh bisa larang, saya ingin di Jakarta tak ada yang namanya BBM subsidi," ucapnya.