Selasa, 20 Mei 2014 Reporter: Rio Sandiputra Editor: Widodo Bogiarto 7101
(Foto: Rio Sandiputra)
Belum dioperasikannya ratusan unit bus itu lantaran belum dibayarnya sub kontrak pemenang tender PT Mekar Armada Jaya oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, serta berlanjutnya tender proyek pengadaan armada transportasi massal itu ke Kejaksaan Agung.
Dari pantauan Beritajakarta.com di Pool Perum PPD Ciputat tersebut, diparkir 140 unit armada bus baru Transjakarta. Bus-bus tersebut terbagi atas bus Transjakarta ukuran besar yang melayani koridor dan bus sedang yang akan menjadi BKTB. Di beberapa kaca bus terdapat keterangan yang tertulis PT Ifani Dewi dan PT Adi Tehnik Equipindo yang merupakan perusahaan pemenang tender pengadaan bus.
Kondisi di pool tersebut tampak sepi. Tidak ada aktifitas yang mencolok terhadap bus-bus Transjakarta yang komponen mesinnya berasal dari Tiongkok itu. Hanya terlihat adanya aki-aki bus yang sedang dilakukan pemeriksaan. Sementara di salah satu BKTB terdapat tenaga pemeriksa khusus air conditioner (AC) dari perusahaan Spheros.
“Ini kita cuma periksa AC-nya saja. Kan seluruh AC-nya dari kita. Kalau masalah pemeriksaan mesin ya tidak tahu,” ujar Juanda, salah satu tenaga pemeriksa produsen AC asal Jerman tersebut, Selasa (20/5).
Sementara untuk bus Transjakarta ukuran besar yang berada di pool, telah terpasang CCTV. Unit CCTV terpasang di atas kaca depan dan belakang bus yang terhubung dengan sebuah layar kecil di tempat kontrol panel sopir. Kamera ini berfungsi untuk merekam dan memantau arus lalu lintas serta kondisi bus di depan dan belakangnya. Bukan hanya itu, dua unit CCTV juga terpasang di dalam bus untuk bisa memantau keadaan penumpang.
Terdapat 28 kursi di dalam bus Transjakarta ini. Seluruh kursi berwarna dominan biru, kecuali dua kursi yang berada di bagian depan ruang penumpang. Kursi tersebut memang diprioritaskan untuk manula, ibu hamil, dan orang yang membawa anak kecil. Untuk menjaga kebersihan, di depan setiap pintu bus ada sebuah tempat sampah.
Sangat disayangkan memang, jika bus yang dilengkapi dengan fasilitas seperti ini harus mangkrak, tanpa tahu kapan bisa dinikmati warga ibu kota.
Menurut petugas keamanaan pool yang enggan disebutkan namanya, teknisi memeriksa bus-bus ini tidak setiap hari datang. "Kalau kira-kira mau di KIR, baru nanti ada teknisi yang datang untuk melakukan uji coba dan mungkin diservis. Kalau disini kan bukan teknisi bus itu, hanya ketempatan saja untuk sementara,” terangnya
.Terkait mangkraknya ratusan armada bus Transjakarta dan BKTB ini, Kepala Dinas Perhubungan DKI, M Akbar tidak dapat dikonfirmasi. Beritajakarta.com yang menghubungi lewat telepon selulernya tidak diangkat. Beberapa pesan singkat pun tidak direspon.
Namun sebelumnya Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengaku, tidak akan membayar 531 bus dari total pengadaan 656 bus pada tahun 2013. Dari pengadaan itu baru dibayar empat paket atau sekitar 125 bus dan sudah dioperasikan.
Saat ini, kasus korupsi pengadaan bus Transjakarta senilai Rp1 triliun dan pengadaan angkutan umum reguler senilai Rp500 miliar oleh Dinas Perhubungan DKI anggaran 2013, masih diusut Kejagung. Sudah ada empat tersangka yang ditetapkan, termasuk mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI, Udar Pristono.