Rabu, 23 Desember 2015 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Lopi Kasim 2789
(Foto: Reza Hapiz)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melakukan uji coba metode baru pembelajaran pancasila dalam sistem pendidikan dan birokrasi.
Pembelajaran rencananya tidak lagi menggunakan metode konvensional dan akan dirancang lebih interaktif dengan memanfaatkan berbagai media. Nantinya, setiap sila dalam Pancasila akan diturunkan menjadi empat nilai pemahaman dan akan dibuat modul pembelajaran tersendiri.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat menilai, pembelajaran Pancasila yang diberikan di sekolah kering dan kerdil. Dalam pembelajaran, penyampaian materi hanya dilakukan secara teoritis sehingga menjemukan dan seolah sebatas rutinitas bagi siswa.
"Selama ini yang dipikirkan guru bagaimana anak-anak lulus UN tapi tidak mengajar tentang soft skill. Toleransi, kasih dan kepedulian yang bagian dari Pancasila tidak disentuh.
Orang cerdas belum tentu jadi orang berarti ," kata Djarot, usai menerima Yudi Latif, pengarang buku Mata Air Keteladanan, Pancasila dalam Perbuatan dan buku Negara Paripurna, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (23/12).Sebagai pembelajaran, Djarot pun berharap para guru menggunakan berbagai media termasuk smart media. Penyampaian materi pun tidak secara kaku diberikan hanya dalam kelas. Justru penyampaian materi di luar kelas akan memperkaya emosi, perasaan dan kepedulian.
"Kita akan coba bikin pilot project beberapa sekolah. Untuk Pancasila yang lebih penting soft skill-nya," ujar Djarot.
Sementara, Yudi Latif mengatakan, tiap sila memiliki empat nilai pengamalan sehingga keseluruhan ada 20 nilai pengamalan yang masing-masing dibuat modul. Nilai tersebut pun menurut Yudi tidak perlu dihapal, karena penyusunan butir melalui logika.