Minggu, 18 Mei 2014 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Agustian Anas 5377
(Foto: doc)
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih terus menghantui warga Jakarta Utara. Betapa tidak, sejak Januari hingga April 2014 ini, tercatat 548 orang di enam kecamatan di wilayah itu terserang penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut.
Berdasarkan data dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, Kecamatan Tanjung Priok menduduki peringkat pertama tertinggi kasus DBD yakni sebanyak 124 kasus. Kemudian Kecamatan Cilincing dan Penjaringan masing-masing 107 kasus, Koja 101 kasus, Kelapa Gading 80 kasus, dan Pademangan 29 kasus.
Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Utara, Bambang Suheri, mengatakan hingga April ini tercatat 548 kasus DBD di wilayahnya. Untuk bulan Januari terdapat 113 kasus, Februari 106 kasus, dan pada Maret meningkat menjadi 189 kasus. ”Tetapi April, grafiknya turun lagi, hanya 140 warga yang positif DBD," katanya, Minggu (18/5).
Meski tidak ada korban jiwa, kata Bambang, namun angka ini cenderung meningkat dibanding tahun lalu yang mencapai 1.250 kasus.
Masih tingginya jumlah penderita DBD di wilayahnya, kata Bambang, dikarenakan rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing. "Masyarakat masih kurang peduli dengan kegiatan PSN," ujarnya.
Padahal, kata Bambang, kegiatan PSN merupakan cara yang paling efektif mencegah penyakit demam berdarah. "PSN itu salah satu upaya yang kita lakukan untuk mencegah berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti. Dan itu
harus dilaksanakan secara teratur dan sesuai prosedur," ungkapnya.