Jumat, 18 Desember 2015 Reporter: Rudi Hermawan Editor: Widodo Bogiarto 12544
(Foto: doc)
Kematian ratusan ribu ikan di Pantai Ancol pada akhir November lalu ternyata akibat air laut yang tercemar limbah industri dan rumah tangga.
"
Kematian ikan disebabkan rendahnya kandungan oksigen terlarut ," kata Sri Turni Hartati, Peneliti Utama Balitbang Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Kantor Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta, Jumat (18/12).Selain Kementerian KKP dan BPLHD DKI, penelitian ikan mati juga melibatkan Puslabfor Polri. Ketiga instansi tersebut melakukan pengujian kualitas perairan dua hari setelah kejadian. BPLHD sendiri telah melakukan pemantauan kualitas perairan Teluk Jakarta seminggu sebelum kejadian.
Dikatakan Sri, berdasarkan hasil pengambilan sampel yang dilakukan selama tiga hari, hasilnya kandungan oksigen terlarut di Pantai Ancol sangat rendah, yakni tidak lebih dari 1 mg/L (miligram per liter), padahal kebutuhan oksigen biota laut minimal 5 mg/L.
Selain di Pantai Ancol, kandungan oksigen di Muara Kamal juga tidak layak, namun angkanya masih lebih dibandingkan Pantai Ancol.
Sri mengungkapkan, minimnya oksigen tersebut lantaran tingginya kandungan zat organik nitrat dan posfat yang berasal dari limbah domestik dan industri. Nitrat dan posfat merupakan jenis nutrient yang dapat memicu terjadinya pertumbuhan plankton.
"Air yang di bawah mengadu ke atas sehingga menimbulkan fitoplankton meledak. Pada malam harinya tidak ada matahari, sehingga ikan-ikan itu kalah berebut oksigen sehingga pada mati," tandas Sri.