Jumat, 11 Desember 2015 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Budhy Tristanto 3683
(Foto: doc)
Lurah di Jakarta Timur diminta untuk aktif dan lebih tanggap menanggulangi bencana banjir dan longsor di wilayahnya, terutama mereka yang daerahnya dilintasi Kali Ciliwung.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Kantor Penanggulangan Bencana Kota (KPBK) Jakarta Timur, Harry Sudrajat mengatakan, saat ini Pemprov DKI sudah memiliki Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini yang dipasang di lima titik lokasi yang dilalui Kali Ciliwung yakni, di Katulampa, Depok, Condet, Bidara Cina, dan Manggarai.
"Jakarta Timur dilintasi 13 kali atau sungai, informasi tentang kewaspadaan itu harus segera mungkin disampaikan ke warganya yang berada di titik-titik rawan," kata Harry, Jumat (11/12).
Ditambahkan Harry, lurah harus lebih aktif dan tanggap terhadap bencana karena telah dikenalkan dengan Manajemen Komando Tanggap Darurat atau Incident Command System (ICS).
"Lurah harus mengerti dan mengenal bencana apa yang ada di wilayahnya, sehingga bisa langsung mengambil keputusan pada saat terjadi bencana," ujar Harry.
Didukung adanya kader penanggulangan bencana di 25 Kelurahan dan relawan di masing-masing wilayah, akan mempermudah lurah dalam mengambil langkah antisipasi dan keputusan saat terjadi bencana, khususnya banjir dan longsor di lokasi rawan.
"Lurah sebagai ketua di wilayahnya, organisasi seperti Lembaga Masyarakat Kelurahan (LMK), Karang Taruna adalah sebagai pelaksana untuk mengantisipasi bencana. Jadi bagaimana lurah bisa mengendalikan relawan itu," ucap Harry.