Kamis, 10 Desember 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Widodo Bogiarto 11891
(Foto: Yopie Oscar)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, kembali memastikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) tidak bisa lagi digunakan sembarangan. Sebab sistemnya telah dibuat agar bisa digunakan tepat sasaran.
Usai mengikuti Rapat Badan Anggaran (Banggar) di DPRD DKI Jakarta, Basuki mendadak dihadang oleh dua warga yang ingin melaporkan terkait penggunaan KJP. Keduanya mengaku KJP-nya dipotong hingga 10 persen oleh toko.
Namun setelah ditanya lebih lanjut, keduanya mengaku, ingin mengambil uang tunai sebelum membelanjakan. "Saya sudah curiga toko itu nggak ada potong 10 persen belanja. Saya tanya, ketahuan. Jadi dia juga maling, minta sama toko itu saya boleh enggak enggak beli barang tapi saya minta uang kontannya gitu," kata Basuki, Kamis (10/12).
KJP hanya bisa digunakan untuk kebutuhan sekolah saja. Selain itu tidak bisa dicairkan dalam bentuk uang tunai. "Kalau dia minta uang kontan, orang toko juga minta 10 persen karena dia tahu dia maling," tegas Basuki.
Basuki mengaku akan menindak tegas warga dan pemilik toko yang berbuat nakal. Karena di Indonesia, sistem ATM tidak bisa dikunci.
"Sistem di Indonesia ATM nggak bisa dikunci. Karena ada toko yang nakal, kamu enggak usah beli barang mau tukar duit," ucap Basuki.