Selasa, 08 Desember 2015 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Widodo Bogiarto 5310
(Foto: Yopie Oscar)
Pemprov DKI Jakarta tidak hanya membangun rumah susun (rusun) yang bersubsidi saja. Ke depan rusun non subsidi juga akan dibangun untuk warga yang bekerja di luar Ibukota. Namun harga sewanya tetap tidak membebankan penghuni.
"Kami akan bangun rusun yang non subsidi juga. Seperti apartemen tapi harga sewa kos," kata Basuki saat meluncurkan sistem informasi rusun di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (8/12).
Rusun non subsidi ini diharapkan bisa menarik pasangan muda untuk menetap di tengah kota. Sehingga bisa mengurangi kemacetan Ibukota. Karena mereka tidak perlu lagi membawa kendaraan masuk ke Jakarta. Selain itu juga program ini bisa menghemat pengeluaran setiap harinya.
Harga sewa untuk apartemen non subsidi ini mencapai RP 100 ribu perbhari. Nilai tersebut lebih besar dibandingkan dengan rusun subsidi yang hanya dikenakan biaya sebesar Rp 15 ribu per hari.
"Sewanya sesuai harga kos Rp 100 ribu sehari. Ini hemat mobil, hemat waktu, dan uangnya bisa disimpan untuk kredit rumah membangun kehidupan keluarga yang lebih baik," ujar Basuki.
Apartemen atau rusun yang dibangun oleh Pemprov DKI juga tidak kalah dengan yang komersial. Setiap apartemen dibangun hingga 16 lantai dan dilengkapi dengan lift. Nantinya setiap unit rusun tidak hanya memili luas 32 meter persegi saja.
"Ke depannya, saya harap tipenya jadi 36 meter atau bahkan 72 meter. Kami manfaatkan lahan yang ada untuk bangun rusun. Seperti di tempat uji kendaaraan bermotor di Kapuk, pool Transjakarta, dan depo kereta di Kampung Bandan," tandas Basuki.