Senin, 07 Desember 2015 Reporter: Nurito Editor: Budhy Tristanto 6961
(Foto: Nurito)
Sedimentasi saluran penghubung (PHB) Taman Mini Indonesia Indah (TMII) memicu genangan di SMAN 113, SMPN 272 dan Yayasan Pondok Pesantren Minhaajurrosyidin, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.
Lurah Lubang Buaya, Fathoni mengatakan, saluran PHB TMII tidak pernah dikeruk sejak tahun 1988 lalu. Akibatnya, terjadi sedimentasi setinggi satu meter di saluran sepanjang satu kilometer, mulai dari Pintu 2 TMII hingga Jembatan Molek Kali Sunter, Jalan Raya Pondok Gede.
"Kondisi ini diperparah dengan belum tuntasnya proyek normalisasi Kali Sunter. Sehingga saat kali tak menampung debit air, terjadi luapan di seluruh saluran penghubung yang ada," ujar Fathoni, Senin (7/12).
Fathoni mengaku, sudah mengusulkan pengerukan sejak 2014 lalu, namun hingga kini belum ada realisasinya. Untuk mencegah adanya banjir lebih besar, pihaknya sudah melakukan penanganan dengan mengerahkan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dibantu masyarakat dan anggota Pusat Teritoriat TNI AD.
"Kerja bakti itu hanya bisa menjangkau sampah di sepanjang saluran Phb itu, sedangkan sedimentasi tidak bisa dikeruk karena ini kewenangan Sudin Tata Air Jakarta Timur,"ujar Fathoni.
Bambang, Ketua Yayasan Ponpes Minhajurrosyidin mengatakan, pesantrennya tergenang setinggi satu meter. Areal yang tergenang adalah tujuh rumah pengurus, kantor koperasi, dapur umum, masjid, kantor administrasi. Kemudian ruang kelas PAUD dan areal parkir. Akibatnya ratusan buku, komputer, kasur dan peralatan lainnya hancur.
"Dampak luapan Saluran PHB
TMII, lingkungan Ponpes kami tergenang sampai 1 meter. Akibatnya ratusan buku, komputer, kasur dan peralatan lainnya rusak," ucap Bambang.