Senin, 30 November 2015 Reporter: Suriaman Panjaitan Editor: Widodo Bogiarto 4790
(Foto: Ilustrasi)
PT Pembangunan Jaya Ancol baru bisa mendaur ulang sampah yang dibuang pengunjung sekitar 30 persen, melalui sejumlah bank sampah yang telah dibuat sejak 2012 lalu.
Meski demikian, PT Pembangunan Jaya Ancol tetap berupaya untuk mengelola sampah dengan baik untuk menciptakan lingkungan rekreasi yang bersih dan asri.
"Kita punya bank sampah sejak 2012 lalu. Sampah-sampah pengunjung kita olah dengan mesin yang kita miliki," kata Rika Lestari, Manager Coorporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol, Senin (30/11).
Menurut Rika, keberadaan bank sampah itu diharapkan dapat mengurangi tumpukan sampah. Menurutnya, sampah daur ulang biasanya berupa sampah sisa makanan dan daun. Sehingga bisa diolah menjadi pupuk kompos.
"
Sampah kita daur ulang melalui mesin. Memang agak lama karena perlu fermentasi untuk pembusukan sampahnya ," ujar Rika.Sementara 70 persen sampah lainnya berupa sisa bungkus makanan, seperti plastik. Untuk sampah plastik, pihaknya hanya mengepresnya untuk selanjutnya dijual kepada pengepul sampah.
Rika menjelaskan, tak hanya sampah plastik dan sisa makanan, kertas bekas pakai pun bisa didaur ulang menjadi berbagai macam souvenir.
"Pembuatan souvenir sekaligus ada pemberdayaan masyarakat. Mereka yang olah sampah kertas kita dibuat souvenir Dunia Fantasi, kartu nama sama kotaknya, ada tempat tisu dan lainnya," papar Rika.
Rika menambahkan, setiap lokasi makan di kawasan Ancol sudah tidak diperbolehkan lagi menggunakan bahan styrofoam sebagai alas makanannya. Ia menyebutkan, tempat mie cup kemasan pun pihak Ancol sudah tidak menerima apabila masih menggunakan styrofoam. Pasalnya, selain merusak kesehatan, styrofoam juga tidak bisa di daur ulang menjadi barang baru.
"Kita targetkan tahun depan dapat mengolah 100 persen sampah itu," tandas Rika.